Mohon tunggu...
Sylvia Octavianti
Sylvia Octavianti Mohon Tunggu... Guru - Guru Pebisnis dan Content Creator

Beauty, Brain, Behaviour, & Fabulous

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hikayat Ketonggeng di Senja Hari

3 November 2014   17:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:48 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“iya kak ._.”

Mulai saat itu, aku dan kakak itu surat-suratan, membuatku ingat akan sebuah lagu

Surat cintaku yang pertama

Membikin hatiku berlomba

Seperti melodi yang indah

Kata-kata cintanya

Jika dibilang kami pacaran, kami tidak pacaran, jika dibilang kami teman, kami juga bukan teman. Kami tidak pernah mojok berdua, hanya bertemu saat memberikan surat. Tapi pertemuan itu sangat membuat hati deg-degan gak karuan. Apalagi saat membaca surat-suratnya. Semester itu kulalui dengan indah, tapi untuk bidang akademis prestasiku merosot. Tidak tahu kenapa, otakku susah banget untuk menghafal dan memahami pelajaran, walaupun ajaibnya aku masih bisa lulus semua mata kuliah.

Seperti biasa, setiap liburan semester aku pulang ke rumah. Aku sangat kaget, ternyata rumahku berubah. Tidak adalagi yang namanya keharmonisan dan kedamaian. Perekonomian keluarga kami bangkrut yang membuat papaku kerjaannya marah-marah terus. Lalu adikku baru diketahui kalo memiliki kelainan jantung, padahal selama ini tidak ada yang aneh dengan dirinya.. Untuk pertamakalinya aku melihat mamaku meneteskan airmata dalam tidurnya atau pura-pura tidurnya. Membuatku sangat tertekan, dari kecil aku dibesarkan dengan cinta dan tanpa kekurangan apapun. Mamaku adalah kutub penyeimbang yang paling positif dirumahku, jika sampai kutub itu mengeluarkan air mata dan tumbang, itu menandakan jika kutub itu sangat sekarat.

=====================================================================

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun