Mohon tunggu...
Sylvia Octavianti
Sylvia Octavianti Mohon Tunggu... Guru - Guru Pebisnis dan Content Creator

Beauty, Brain, Behaviour, & Fabulous

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hikayat Ketonggeng di Senja Hari

3 November 2014   17:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:48 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“aku mulai tak suka ketika kau mulai sok tahu akan aku” jawabku dengan mempelesetkan lirik lagu Maudy Ayunda-Aku atau Temanmu

“disetiap langkahku ku kan slalu memikirkan dirimu ..” balas kakak itu membuatku menoleh melihat kakak itu yang sama sepertiku sebelumnya, hanya memandang lurus ke arah gedung yang ada di depan gedung kami. Akupun speechless mengalihkan pandanganku kembali, lalu kakak itu bernyanyi lagi “perahu kertas mengingatkanku, betapa ajaib hidup ini ..”.

”Semua masalah pasti berlalu jika diselesaikan, bukan hanya difikirkan” Ucap kakak itu sambil berlalu pergi

Sebuah obrolan yang sangat aneh menurutku, tapi obrolan ini membuat diriku menjadi lebih tenang dan lebih semangat. Aku tidak tahu kenapa bisa begitu, mungkinkah karena aku sama anehnya dengan kakak itu, sehingga lirik-lirik lagu itu sangat berarti, hahaha. Mindsetku tentang kakak ini jadi sedikit berubah, pantes kakak ini menjadi trend center, pantes banyak orang yang suka bercurhat ria dengannya.

“Okay mungkin aku yang mesti merubah pola fikirku dan memandang lebih dekat” gumamku dalam hati.

Dari obrolan aneh kami waktu itu, aku mulai membuka diri bergaul dengan kakak itu. Perlahan aku mulai sedikit bisa masuk dengan gaya bicaranya. Mungkin kakak ini emang dianugerahi aura dukun didalam dirinya, perasaan ada aja dari dirinya yang membuatku sureprise, hahaha. Hari ini organisasi kami melakukan seminar lokakarya tentang sebuah topik klasik tentang pendidikan di Indonesia. Kakak itu terlihat sangat amazing dimataku, pantas saja jika dia jadi tetua organisasi. Pemikirannya cerdas dan sangat terdepan memberikan sebuah solusi yang solutif. Tapi yang paling membuatku terpesona hari itu adalah saat kami panitia beres-beres selesai acara. Di auditorium itu ada sebuah piano yang biasa dipakai oleh anak-anak musik kampus, berhubung nanti malam mereka akan mengadakan sebuah pensi pengumpulan dana untuk menambah dana lomba mereka ke luar negeri, maka piano tersebut telah diletakkan di sana sejak dini untuk mereka. Kampus kami memang memiliki banyak kegiatan mahasiswa yang tidak pernah habis, bahkan pernah dalam satu hari sebuah tempat (seperti auditorium ini) diisi 3 acara secara bergilir.

Kami para panitia duduk-duduk kecapekan selesai beres-beres sambil memakan snack yang disediakan khusus untuk panitia, tiba-tiba terdengar suara dentingan piano. Aku kenal lagu itu, lagunya Glen Fredly-Malaikat juga tahu. Tanpa sadar kakiku melangkah mendekati suara itu berasal dan aku berdiri disamping depan suara itu berasal. Kakak aneh itu sedang memainkan jari jemarinya di tuts tuts piano yang terlihat sangat cantik. Lalu kakak itu menatapku dan tersenyum padaku. OMG, seketika dinding hatiku rasanya rontok semua, okay mungkin emang ini lebay, tapi kalian tahu dong ya .., saat seseorang yang tidak pernah kita lihat tersenyum selain senyum formal yang sangat jarang, kemudian senyum polos tulus yang begitu devil rasanya gimana. Sejak peristiwa itu, entah kenapa ost.nya full house yang I Think I Love You sering terlintas di kepalaku.

=====================================================================

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun