Mohon tunggu...
sylva juliantywardani
sylva juliantywardani Mohon Tunggu... Akuntan - pelajar

----

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

At Seventeen

26 Februari 2020   10:00 Diperbarui: 26 Februari 2020   10:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya, aku semakin menjadi remaja 17 tahun yang super ribet. Semuanya harus terlihat baik setidaknya dimataku. Dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aku akan menatanya dengan sempurna. Aku tidak ingin ada celah dimana diriku akan merasa buruk.

Tapi yang aku lakukan salah. Semakin aku berusaha, semakin aku merasa lebih buruk dari orang lain. Rasanya setiap yang aku lakukan tidak akan pernah sama dengan yang orang lain punya.  Setelah berusaha, aku selalu melihat diriku lebih jelek dari orang lain, pakaianku lebih kuno dari orang lain dan barang-barangku yang menurutku tidak pernah cukup.

Selesai soal penampilan dan fisik. Aku bahkan tidak percaya diri dengan kepribadian yang aku miliki. Aku merasa sifatku buruk, dan orang lain lebih baik. Simpelnya, aku selalu berpikir , aku sangat bodoh orang lain pintar.

Mending jika ke insecure-an yang aku punya membuatku lebih baik. Tapi bagaimana jika itu membuatku semakin stress? Terlalu banyak yang ada dikepalaku, dan lagi insecure berakhir overthinking.

#ANXIETY

Aku dengan kecemasanku. Sekarang aku duduk dikelas. Ramai tapi lebih ramai dikepalaku. Aku sudah memperkenalkan dirikan? Namaku Saira, artinya senang. Seharusnya sih aku selalu senang sesuai namaku. Tapi itu tidak mungkin bagi manusia. Berbagai perasaan hadir berlomba-lomba untuk dirasakan. 

Salah satunya kecemasan atau anxiety. Tidak ada yang aneh dengan rasa cemas. Hanya saja diumur 17 tahun rasa cemasku kadarnya semakin tinggi dan sering. Jika dulu aku hanya memcemaskan omelan ibuku ketika aku terlambat bangun atau mencemaskan omelan guru karena aku terlambat datang ke sekolah.  

Dulu hal-hal yang membuatku cemas cenderung jelas. Dan cepat hilang. Tapi versi cemas diumur 17 tahun berbeda. Jika harus dijabarkan apa yang membuatku cemas akupun tidak tau. Gambaranya seperti ini, ketika aku cemas aku cenderung menjadi pendiam selama berhari-hari. 

Aku kesulitan tidur, dan moodku semakin memburuk. Kadang ketika mencemaskan terlalu banyal hal aku hanya ingin menangis. Dan lucunya setelah mencemaskan banyal hal beberapa hari kemudian aku tidak tau apa yang aku rasakan. Rasanya seperti kecemasan yang aku rasakan kemarin itu diluar kendali yang tidak bisa aku atur. Pokonya anxiety atau kecemasan adalah salah satu yang paling menyesakan diumur 17 tahunku.

#TUMBUH

Hari ini aku menulis tepat 2 hari sebelum memasuki semester 2 sebagai kelas 12. 2 minggu liburan aku habiskan tanpa belajar. Salah satu yang aku cemaskan adalah seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Normalnya, aku harus belajar untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi dan mengurangi kecemasanku. Tapi satu hal yang aku pahami dari diriku sendiri belajar diiringi kecemasan hanya membuat aku stress. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun