***
PART 2 : PERTEMUAN PERTAMA DENGAN AJANA
Hari ini, hari keberangkatan kami ke Bali. Sejak dini hari tadi, aku dan bunda sibuk menyiapkan barang-barang bawaan dan koper, sementara ayah mencuci mobil. Bastian dan Bima sudah berada di bandara sejak pukul enam. Kami yang paling telat datang. Untungnya, dengan bakat ngebut ayah yang sudah top kami tidak tertinggal pesawat.
"Bi, kemana aja? Aku udah nelponin dari tadi ga diangkat-angkat",
"Duh, iya Bas kita telat bangun",
"Yaudah, yu masuk",
Petugas bandara memeriksa kami dan barang bawaan dengan sangat teliti. Aku, Bima, dan Bastian memasuki ruang penumpang pesawat disusul ayah, bunda, dan sahabat-sahabatnya di belakang. Aku duduk disamping bunda, dan sebelah kananku ada Bima yang langsung tertidur lelap. Ngantuk katanya. Semalam tidak tidur lagi sehabis memberi kejutan untuk bundaku tersayang.Â
Kami menunggu beberapa menit untuk pilot melakukan lepas landas. Sembari menunggu, aku melanjutkan bacaan novelku yang akhir-akhir ini selalu tak pernah tamat karena kesibukkan ku yang kian bertambah.
Terdengar suara langkahan kaki dan tas jatuh dari belakangku. Kulihat seorang wanita cantik seusiaku yang kelelahan, buktinya ia terus saja mengusap-usap keringat yang bercucuran di keningnya. Ku bantu dia membereskan barang-barang bawaannya yang berjatuhan di lantai pesawat. Dia duduk di sebelah kiriku, tepatnya di sebelah kiri bunda. Aku memberikannya sebuah sapu tangan untuk dia mengusap keringatnya yang bercucuran. "Terimakasih...", katanya. Aku tersenyum lalu melanjutkan kegiatan membaca novelku itu.
Bima selalu saja mengganggu. Dia menyiku-nyiku tanganku dan tiba-tiba menanyakan soal wanita yang berada di sebelah kiri bunda.Â
"Bi, Bi!"
"Ihhh, diem dulu!"
"Sutt, itu yang sebelah kiri bundamu siapa?"
"Gatau"
"Yah gimana sih, tadi kan kamu ngobrol sama dia"
"Ya, aku gatau Bim... kalo mau kenalan sini pindah aja sebelah bunda!"
Bima bangun dari tempat duduknya, lalu berbisik kepada bunda. Bunda bangun dari tempat duduknya lalu duduk di tempat Bima dan Bima duduk di tempatnya bunda. Bima mengajaknya berkenalan. Dengan lantang dan bangganya dia mengenalkan nama "BIMA DAVINO TEDDY ADRIAN". Wanita itu mengenalkan namanya juga. Namanya, Ajana Laura Tashavani. Mereka lalu bersalaman dan berbincang-bincang membicarakan kehidupan dan statusnya masing-masing. Setelah itu, aku tidak menyimak lagi pembicaraan mereka karena aku memakai earphone ditelingaku dan tidur begitu saja.
                       ***
PART 3 : PERTUNANGAN DIMAS DAN IVANNA