Mohon tunggu...
BEYOURMOON
BEYOURMOON Mohon Tunggu... Jurnalis - fangirl'

let me fly to my room. -♡

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bintang á Lyon

1 Maret 2020   13:47 Diperbarui: 1 Maret 2020   13:46 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jika didalami, lagu ini indah sekali. Asal kalian tahu, ini adalah lagu ciptaan kakekku dan oppa nya Bima yang sudah tiada pula. Dalam jiwaku, aku mulai merintih, menangis, tetapi aku balut dengan senyuman. Agar semua orang tidak perlu tahu, seberapa besar kesedihan yang aku dan Bima alami. Semua itu hanya akan tersimpan di dalam lubuk jiwa sebagai kenangan.

Aku menatap Bima yang mulai meneteskan air mata. Tiba-tiba ia berhenti memainkan biolanya. "Jangan dilanjutin Bi, biar penonton penasaran", ledeknya. Aku tersenyum dan mengangguk, "Baiklah". Hari semakin siang, siswa dan siswi mulai berdatangan ke koridor aula sekolah untuk menyaksikan sambutan dari kepala sekolah dan ketua osis. Aku dan Bima bersiap-siap di belakang panggung. Melihat Bima memakai jas untuk tampil hari ini, membuat aku bersemangat untuk berduet dengannya. Aku janji pada diriku sendiri, akan membuat penampilan ini berkesan, demi aku, Bima, dan kesuksesan acara.


                                              ***


Setelah semua perayaan itu berakhir, hari-hariku mulai disibukkan dengan belajar, ujian, dan program beasiswa untuk menuju kelulusan. Aku menyemangati kedua sahabat kecilku agar kita semua berhasil mencapai apa yang kami cita-citakan.
Hari-hari berat mulai terlalui sedikit demi sedikit, perjuangan tanpa batas tak pernah berakhir. Badan dan pikiranku mulai letih. Perasaanku bergejolak menunggu pengumuman beasiswa itu datang.

Bel pulang sekolah berbunyi, aku yang sedang setengah mengantuk akibat mendengar penjelasan materi Sejarah yang disampaikan Bu Metha tadi, langsung dikagetkan oleh Bima dan Bastian. Katanya kami harus menghadap ke ruang wakil kepala sekolah. Ada apa? Tanyaku pada mereka. Mereka berdua menggelengkan kepala dan merangkulku untuk berjalan lebih cepat menuju ruangan yang agak suram itu. Kami diberi amplop yang berisi selembaran surat keterangan yang menyatakan bahwa kami, LULUS! Kami bertiga berhasil menyelesaikan ujian program beasiswa itu dengan nilai sempurna. Aku masih tak percaya. Aku baca berulang kali dan hasilnya tetap sama. Dengan spontan, aku loncat dan langsung memeluk kedua sahabatku. Aku menangis, terharu bahagia. Bima dan Bastian pun sama hal nya. Tak kuasa menahan air mata yang jatuh perlahan-lahan.


                                            ***


Di luar ruangan wakil kepala sekolah, orang tua kami berada. Mereka senang melihat kami bertiga lulus program beasiswa itu. Aku tak kuasa lagi menahan tangis bahagia. Hampir mau pingsan rasanya, tetapi aku masih bisa menahan.
Aku peluk erat-erat selembaran surat keterangan itu. Sesampainya dirumah, aku pajang di kamarku menggunakan figura putih bersih. Sebelum dan sesudah tidur aku selalu menatapnya terlebih dahulu. Sudah tak sabar menunggu kelulusan yang sebenarnya tiba. Karena itu merupakan akhir menuju awalan yang indah.


                                             ***


PART 7 : LYON, KAMI AKAN MENEMUIMU


Tiba di kota yang aku dan sahabat kecilku idam-idamkan sejak dahulu. Kota bersejarah yang menjadi saksi persahabatan orang tua kami yang menyenangkan. Dahulu, orang tua kami sempat tinggal di kota ini ketika krisis moneter melanda negara kami tahun 1998. Disini, orang tua kami dan keluarganya membangun kembali usaha sampai maju hingga sekarang. Lalu kembali lagi ke Indonesia setelah krisis moneter usai dan melanjutkan perusahaan bersama-sama.

Aku, Bima, dan Bastian tinggal bersama di rumah keluarga kami yang berada di satu kawasan. Untungnya, jarak antara kampus dan kediaman kami yang baru ini tidak terlalu jauh. Ah, bahagia sekali hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun