PART 1 : SELAMAT ULANG TAHUN, BUNDA!
Pagi itu, udara masih dingin dan diluar pun hujan. Tak ingin rasanya meninggalkan kasur dengan cuaca seperti ini. Aku pergi ke dapur untuk membuat secangkir teh hangat dan roti coklat panggang kesukaanku. Di meja makan ada ayah yang sedang membaca koran pagi SindoNews dan bunda yang sedang bercakap -- cakap melalui telepon.Â
Bel rumahku berdering, ayah bergegas membukakan pintu, tetapi aku menahannya,Â
"Aku saja, Yah", pintaku. Ku bukakan pintu itu, ada Bima yang berdiri sambil menjinjing sebuah tas.
"Pagi, Bintang!",
"Pagi Bim, ada apa?",
(sambil menyodorkan tas itu kepadaku)
"Nih buat kamu",
"Wah, apa nih?",
"Itu oleh-oleh serba coklat dari Paris, favoritemu!",
"widihhh, tau aja. Thank you ya, Bim...",
"Okey, jangan lupa dihabisin. Nanti diembat lagi sama semut hahaha!",
"Ih apaan sih...",
Bima langsung berbalik badan, dan melambaikan tangan kepadaku. Aku balik melambaikannya. Aku buru-buru masuk ke rumah karena hujan semakin deras. Aku langsung berlari ke kamar dan batal membuat teh hangat juga roti panggang coklat demi menghabiskan semua coklat favoriteku dari Bima. Teddy bear memang yang paling perhatian.
Â
                       ***
Di ruang tengah terlihat ayah sedang mencari sebuah benda. Kertas-kertas putih berceceran, berantakan. Aku bertanya kepadanya, "Ayah, lagi nyari apa?", dia bilang brosur penerbangan. Aku teringat sesuatu. Aku pergi ke dapur, mencari sebuah kertas berisikan paket dan diskon penerbangan ke Bali. Aku lupa, tadi aku membuangnya. Aku mengobrak-abrik tempat sampah, dan akhirnya menemukan kertas itu. Untungnya, tempat sampah itu baru aku bersihkan pagi tadi. Â Jadi, tidak kotor sama sekali. Aku buru-buru memberikannya kepada ayah,
"Ayah nyari ini kan?"
"Nahhhh, iya ini nih yang ayah cari!",
"Maaf yah, tadi Bintang yang buang hehehe. Tapi ini brosur penerbangan ke Bali buat apa?",
"Sutttt, buat liburan. Bundamu kan sebentar lagi ulang tahun. Ayah mau menghadiahinya itu",
"Wahhh, ikut dong",
"Ikut ajalah. Bima, Bastian, Om Rio, Tante Keith, Om Andre, dan Tante Sienna juga semuanya ikut",
"Beneran? Kayanya cuma aku yang paling gatau soal ini",
"Bunda juga. This is surprise!!",
Mendengar itu, aku langsung menemui sahabat-sahabatku untuk membicarakan soal ini. Kenapa ayah memberitahukan mereka dulu daripada aku. Kata Bima, ini kejutan. Kejutan ulang tahun untuk bunda sekaligus kejutan liburan untuk aku katanya. Ya, memang dari kecil aku ingin sekali pergi ke Bali. Tetapi, kesempatan itu baru datang sekarang. Dibalik ini semua, aku senang akhirnya bisa beristirahat sejenak menyampingkan sementara kesibukan-kesibukan metropolitan dengan berlibur bersama orang-orang terdekat.
Malam ini tepat pukul dua belas bunda berulang tahun. Aku dan ayah menyiapkan kue bolu strawberry kesukaannya, sekaligus hadiah liburan ke Bali itu. Aku dan ayah mengendap-ngendap masuk ke kamar utama. Melihat tidur bunda yang nyenyak sekali, aku menjadi tak tega untuk mengejutkannya. Aku mematikan lampu kamar. Bunda terbangun, dia tak suka tidur dengan keadaan kamar yang gelap. Aku dan ayah diam-diam membuntutinya di belakang, dan ketika bunda menyalakan lampu kamar, ia berbalik, lalu SURPRISE! Bunda terkejut, aku melihat mata indahnya berkaca-kaca. Ayah memeluknya, disusul aku yang menyelinap ke tengah-tengah pelukan mereka.Â
Tiba-tiba pintu kamar utama terbuka, disana ada Bima, Bastian, dan sahabat-sahabatnya bunda dan ayah yang datang membawa kue bolu juga. Kami pergi ke ruang tengah, untuk memotong kue bersama-sama. Malam itu malam yang indah. Semuanya bahagia.