Mohon tunggu...
Syifa Mutia Farrah
Syifa Mutia Farrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesibukanmu saat ini dalam belajar akan menjadi bukti jalan suksesmu nanti.

Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Penokohan dalam Novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi E

19 Januari 2022   13:25 Diperbarui: 19 Januari 2022   13:28 5807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Fokus Permasalahan 

Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambarankonkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. Sastra juga merupakan ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui bahasa. Pernyataan di atas mengandung makna bahwa manusia menggunakan karya sastra sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman, pemikiran dan sebagainya. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Pembaca dapat dengan bebas melarutkan diri bersama karya itu, dan mendapatkan kepuasaan oleh karenanya. 

Novel adalah suatu kronil penghidupan merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia (Virginia Holf, Lubis, 1960: 30). Sedangkan menurut H.B Jassin (pada buku tifa penyair dan daerahnya) novel merupakan suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Novel timbul sebagai suatu yang menggambarkan tentang kejadian sehari-hari di masyarakat, meskipun kejadian yang tidak nyata, tetapi itu merupakan sesuatu yang dapat dipahami dengan prinsip yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam novel itu lebih menitikberatkan kepada tokoh manusia (peran) di dalam karangannya dari pada terjadinya dan secara keseluruhan mengambil bentuk yang dikatakan dengan ciptaan dunia berdasarkan kepada perbedaan individu. novem menurut bahasa arinya kabar atau pemberitahuan, namun menurut istilah adalah bentuk prosa yang ringkas isinya, lebih terbatas dari pada roman dan lebih panjang dari cerpen, sedangkan sifat-sifat dan perbuatan pelaku-pelaku dalam novel tidak diuraikan secara panjang lebar seperti roman. 

Menurut Jones dalam Nurgiyantoro penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (1998 : 165), atau penokohan karakter adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekannya (Esten, 1994). Biasanya di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh cerita bisa satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak perannya di dalam suatu cerita disebut tokoh utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. Jadi mengikuti atau menelusuri jalannya cerita sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui tindakan-tindakannya. 

Hal Penting 

1. Sinopsis 

Novel Merindu Cahaya De Amstel merupakan sebuah novel setebal 271 halaman karya penulis Arumi E. Novel ini menceritakan sebuah pekerjaan pemuda dalam menangkap cahaya di negeri Belanda. 

Cahaya mentari sore menciptakan warna keemasan di permukaan Sungai Amstel. Mengingatkan Nicolaas van Dijk, mahasiswa arsitektur yang juga fotografer, pada sosok gadis Belanda dengan nama tak biasa, Khadija Veenhoven. Gadis yang terekam kameranya dan menghasilkan sebuah foto "aneh". 

Ras apenasaran pada Khadija mengusik kenangan Nico akan ibu yang meninggalkannya saat kecil. Tak perah terpikir olehnya untuk mencari sang ibu, sampai Khadija memperkenalkannya pada Mala, penari asal Yogya yang mendapat beasiswa di salah satu kampus seni di Amsterdam. 

Ditemani Mala, Nico memulai pencariannya di tanah kelahiran sang ibu. Namun Pieter, dokter gigi yang terpikat pada Mala, tak membiarkan Nico dan Mala pergi tanpa dirinya. Dia menyusul dan menyelinap di antara keduanya. 

Tatkala Nico memutuskan berdamai dengan masa lalu, seolah Tuhan belum mengizinkannya memeluk kebahagiaan. Dia didera kehilangan dan rasa kecewa itu dia lampiaskan pada Khadija yang telah mengajarinya menabur benih harapan. 

Kembali Nico mencari jawaban. Hingga sinar yang memantul di permukaan Sungai Amstel menyadarkannya. apa yang dicarinya ada di kota Amsterdam ini dan sejak awal sudah mengiriminya pertanda. Akankah kali ini Nico berhasil memeluk kebahagiaannya? 

2. Penokohan 

Dari cuplikan sinopsis novel Merindu Cahaya De Amstel di atas, dapat diketahui bahwa unsur intrinsik yaitu penokohan begitu terlihat dengan berbagai macam karakteristiknya. Adapun tokoh yang terdapat dalam novel ini adalah sebagai berikut. 

a. Tokoh utama:

Nicolaas Van Dijk

b. Tokoh sampingan:

Khadija Veenhoven

Kamala (seorang penari)

Peeter (dokter gigi)

3. Analisis Penokohan (Protagonis)

a. Nicolaas Van Dijk 

Nico merupakan seorang fotografer profesional dan seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikannya di jurusan arsitektur di School of Arts. Dari hobinya memotret, Nico bisa menjalani kehidupan kuliah dan bekerjanya dengan merasa tercukupi. Seperti pada kalimat di dalam novel "Selain karena hobi memotret, juga karena dia membutuhkan tambahan dana untuk biaya hidup sehari-hari. Hidup mandiri menempannya menjadi pemuda tangguh dan cukup cekatan mencari pendapatan dari keahlian yang semula hanya berupa hobi. Dengan kamera DSLR hadiah lulus sekolah menengah atas dulu, Nico sudah menghasilkan banyak foto yang memberinya cukup uang". 

Di samping itu dengan tidak sengaja Nico memotret sosok gadis berkerudung yang mana ada pantulan cahaya di tubuhnya. Jadi terlihat sangat indah. "Dia ingat memotret suasana di sekeliling ikon Amsterdam. Ada beberapa orang yang ikut terpotret. Tapi, ada satu sosok yang menarik perhatiannya. Seorang gadis berkerudung duduk di rerumputan. Yang membuatnya tercengang, ada semburat cahaya mengelilingi tubuh gadis itu. mungkin tanpa sadar sinar matahari jatuh ke huruf-huruf "I Amsterdam" lalu memantul ke tubuh gadis itu, menciptakan efek cahaya yang tidak biasa. Efek cahaya itu mengingatkan Nico pada cahaya yang sering digambarkan mengelilingi tubuh tokoh-tokoh suci. Bedanya, foto itu masih asli, belum ada sentuhan editing program Photoshop". 

Dari ketertarikan terhadap gambar yang diambilnya itu, Nico berencana menyimpan gambarnya dan ingin mencari orang yang ada di dalam gambar itu. Pada sore hari, sepulang dari kampus, Nico datang lagi ke Museumplein. Tempat dimana mendapatkan gambar yang ada sosok cahaya di tubuh seorang gadis. Dan di tempat itu pula Nico menemukan sosok Khadija sang gadis yang di tubuhnya terdapat cahaya dalam potretan gambar "Nico melangkah perlahan mendekati seorang perempuan berkerudung yang sedang duduk di rerumputan sembari membaca buku. "Permisi, Meisje." Sapaan dengan suara riang, setelah dia berjarak satu langkah dari perempuan itu. Perempuan berkerudung itu mengangkat wajahnya, lalu mengernyit melihat Nico tersenyum padanya".    

b. Khadija Veenhoven 

Khadija Veenhoven merupakan seorang gadis Belanda yang menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Khadija, yang sebelumnya namanya itu adalah Marien Veenhoven (nama pemberian ayahnya). Betapa banyak yang telah dilalui oleh seorang Khadija sejak dirinya memutuskan menjadi seorang mualaf terutama keluarganya yang begitu menjauhinya. "Tapi, yang terberat adalah ditinggalkan keluarga dan beberapa teman. Ayahnya marah besar dan tak ingin bicara dengannya lagi. Ibunya kecewa, walau masih mau bicara dengannya, tapi tapi lebih sering membicarakan tentang perubahan-perubahan yang dianggapnya membuat anak gadis satu-satunya itu menjadi terlihat aneh dan kehilangan pesona. Dan kakak laki-lakinya tidak peduli lagi padanya".

Namun, meski dijauhi dan ditinggalkan oleh keluarganya, Khadija tetap menjadi pribadi yang semangat dalam menjalani hari-harinya. Karena di samping hobinya membaca buku, Khadija juga sedang menempuh pendidikan sarjananya. "Ketertarikannya pada islam juga telah memberinya inspirasi tema ujian akhir jurusan sosial dan ilmu perilaku yang ditempuhnya di Universitas Amsterdam".

c. Kamala (sang penari) 

Kamala atau biasa dipanggil Mala adalah seorang penari asal Yogya dan sedang menempuh pendidikannya di Amsterdam, Belanda. Sebagai seorang penari, Mala sering mengajari tarian Jawa ke sekumpulan orang dari berbagai bangsa yang tinggal di Amsterdam, seperti pada kalimat "Dia mengajarkan tarian Jawa kepada sekumpulan orang dari berbagai bangsa yang tinggal di Amsterdam. Mereka mengikui pelatihanyang diakdakan gadis itu dengan berbagai alasan".

d. Pieter (dokter gigi)

Peter merupakan seorang dokter gigi yang begitu menyukai sosok Mala si penari dari Yogya itu. melihat gerakan tarian Mala yang membuat Pieter tidak berhenti berkedip. Seperti pada kalimat ini "Pieter hampir tidak berkedip mengikuti gerakan Mala yang dinamis. Berubah dari gemulai, kemudian energik, kembali gemulai. Pieter tak dapat mengelak, dia menyukai Mala sejak pertama kali melihatnya. Bukan hanya karena mengingatkannya pad aAnggi, tapi lebih dari itu. mala begitu eksotis. Gadis itu bagai sebuah karya seni dari Asia yang diciptakan langsung oleh Tuhan. Begitulah kesan yang ditangkap Pieter tentang Kamala Nareswari".

Simpulan 

Novel itu sebuah karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Dari hasil analisis di atas, dapat diketahui novel tersebut dibangun oleh berbagai macam karakteristik yang semuanya memiliki tokoh protagonis atau baik. 

Seperti karakteristik seorang tokoh Nicolaas Van Dijk yang terkenal dengan pemotretannya, karena beliau seorang fotografer profesional. Kemudian, tokoh Khadija Vaanhoven yang mana keturunan Belanda yang menjadi mualaf dan sangat luar biasa dalam perjuangannya, tidak patah semangat meski ditinggalkan oleh keluarga dan teman-temannya. Tokoh Kamala yang mana seorang penaris eksotis, yang memiliki tubuh langsing, gemulai, dan ahli dalam tarian. Terutama tarian Jawa. Hebatnya, tarian bangsa Indonesia seperti tarian Jawa itu bisa diajarkannya ke sekumpulan orang dari berbagai bangsa yang menetap di Amsterdam. Dan tokoh Pieter, sebagai dokter gigi yang sudah sukses kehidupannya, dang sangat menyukai sosok Kamala dari awal pertemuannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun