Fokus PermasalahanÂ
Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambarankonkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. Sastra juga merupakan ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui bahasa. Pernyataan di atas mengandung makna bahwa manusia menggunakan karya sastra sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman, pemikiran dan sebagainya. Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang meninggalkan kesan yang mendalam bagi pembacanya. Pembaca dapat dengan bebas melarutkan diri bersama karya itu, dan mendapatkan kepuasaan oleh karenanya.Â
Novel adalah suatu kronil penghidupan merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia (Virginia Holf, Lubis, 1960: 30). Sedangkan menurut H.B Jassin (pada buku tifa penyair dan daerahnya) novel merupakan suatu karangan prosa yang bersifat cerita dan yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang luar yang mengalihkan tujuan nasib mereka. Novel timbul sebagai suatu yang menggambarkan tentang kejadian sehari-hari di masyarakat, meskipun kejadian yang tidak nyata, tetapi itu merupakan sesuatu yang dapat dipahami dengan prinsip yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam novel itu lebih menitikberatkan kepada tokoh manusia (peran) di dalam karangannya dari pada terjadinya dan secara keseluruhan mengambil bentuk yang dikatakan dengan ciptaan dunia berdasarkan kepada perbedaan individu. novem menurut bahasa arinya kabar atau pemberitahuan, namun menurut istilah adalah bentuk prosa yang ringkas isinya, lebih terbatas dari pada roman dan lebih panjang dari cerpen, sedangkan sifat-sifat dan perbuatan pelaku-pelaku dalam novel tidak diuraikan secara panjang lebar seperti roman.Â
Menurut Jones dalam Nurgiyantoro penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (1998 : 165), atau penokohan karakter adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekannya (Esten, 1994). Biasanya di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh cerita bisa satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak perannya di dalam suatu cerita disebut tokoh utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. Jadi mengikuti atau menelusuri jalannya cerita sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui tindakan-tindakannya.Â
Hal PentingÂ
1. SinopsisÂ
Novel Merindu Cahaya De Amstel merupakan sebuah novel setebal 271 halaman karya penulis Arumi E. Novel ini menceritakan sebuah pekerjaan pemuda dalam menangkap cahaya di negeri Belanda.Â
Cahaya mentari sore menciptakan warna keemasan di permukaan Sungai Amstel. Mengingatkan Nicolaas van Dijk, mahasiswa arsitektur yang juga fotografer, pada sosok gadis Belanda dengan nama tak biasa, Khadija Veenhoven. Gadis yang terekam kameranya dan menghasilkan sebuah foto "aneh".Â
Ras apenasaran pada Khadija mengusik kenangan Nico akan ibu yang meninggalkannya saat kecil. Tak perah terpikir olehnya untuk mencari sang ibu, sampai Khadija memperkenalkannya pada Mala, penari asal Yogya yang mendapat beasiswa di salah satu kampus seni di Amsterdam.Â
Ditemani Mala, Nico memulai pencariannya di tanah kelahiran sang ibu. Namun Pieter, dokter gigi yang terpikat pada Mala, tak membiarkan Nico dan Mala pergi tanpa dirinya. Dia menyusul dan menyelinap di antara keduanya.Â
Tatkala Nico memutuskan berdamai dengan masa lalu, seolah Tuhan belum mengizinkannya memeluk kebahagiaan. Dia didera kehilangan dan rasa kecewa itu dia lampiaskan pada Khadija yang telah mengajarinya menabur benih harapan.Â