Mohon tunggu...
Syifa Hannan
Syifa Hannan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa STAI AL- HAMIDIYAH Prodi Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Pahlawan Ki Hajar Dewantara dan Karya-karyanya

8 Juli 2023   16:31 Diperbarui: 10 Juli 2023   21:41 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BIOGRAFI SINGKAT KI HAJAR DEWANTARA

 

Telah lahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hajar Dewantara terlahir dari keluarga keraton Yogyakarta sebagai golongan ningrat. Selain menjadi aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, ia juga seorang kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia hingga zaman penjajahan Belanda. Dia adalah pendiri dari Perguruan Taman Siswa, dari suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk dapat memperoleh hak pendidikan seperti hal para priayi maupun orang-orang Belanda.

* Nama Lengkap: Ki Hajar Dewantara

* Nama Asli: Raden Mas Soewardi Soerjaningrat

* Lahir: 2 Mei 1889, Kadipaten Paku Alaman, Yogyakarta

* Wafat: 26 April 1959, Yogyakarta

* Anak: Bambang Sokawati Dewantara, Syailendra Wijaya, Ratih Tarbiyah, Asti Wandansari

* Pasangan: Nyi Sutartinah

* Pemakaman: Taman Wijaya Brata, Yogyakarta

* Jabatan sebelumnya: Menteri Pengajaran Republik Indonesia (1945--1945)

Berikut ini biografi singkat Ki Hajar Dewantara, mulai dari pendidikannya hingga perjuangannya untuk bangsa Indonesia.

1. Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, atau Soewardi berasal dari lingkungan keluarga bangsawan Kadipaten Pakualaman. Dia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III. Ki Hajar Dewantara telah menamatkan pendidikan dasar di Europeesche Lagere School. Sekolah tersebut merupakan sekolah dasar khusus untuk anak-anak yang berasal dari Eropa. Setelah itu, beliau sempat melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA. Namun, dia tidak menamatkannya karena kondisi kesehatan yang sehat.

2. Awal Karier Ki Hajar Dewantara

Tanpa dia melanjutkan sekolah, dia pun bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat majalah. Dia pernah bekerja untuk surat kabar Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Soewardi tergolong salah seorang penulis yang andal pada masanya. Gaya tulisannya bersifat komunikatif dengan gagasan-gagasan yang anti kolonial.

3. Perjuangan Ki Hajar Dewantara Muda

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ki Hajar Dewantara memulai kariernya sebagai seorang wartawan dan penulis di beberapa macam media. Salah satu tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yaitu, "Seandainya Aku Seorang Belanda", yang memiliki judul asli Als ik een Nederlander was. Tulisan tersebut dimuat dalam surat kabar de Express milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel tersebut sudah ditulis sebagai protes atas rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda (Indonesia), guna perayaan kemerdekaan Belanda dari Prancis. Selain bertugas menjadi wartawan, Ki Hajar Dewantara juga ikut tergabung dengan organisasi Boedi Oetomo (BO) tahun 1908. Dia bergabung dalam seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

4. Mendirikan Indische Partij Bersama Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker

Selain dari menulis, bersama dengan temannya, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara juga sudah mendirikan Indische Partij. Partai politik pertama ini didirikan pada tanggal 25 Desember 1912. Indische Partij merupakan partai pertama Indonesia yang menggaungkan kebebasan Hindia yang beraliran nasionalisme dengan semboyan "indie untuk indier". Pembentukan partai tersebut bertujuan untuk mempersatukan Hindia Belanda dan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Partai ini menggabungkan kelompok masyarakat, seperti kelompok Indo (campuran Eropa dan Pribumi), Pribumi atau Bumiputera. Indische Partij aktif bergerak di penjuru Hindia Belanda dengan tujuan menyebarkan gagasan nasionalisme, dan mendapatkan dukungan dari para rakyat, untuk tujuan mengakhiri penjajahan yang sudah terjadi di tanah air.

                                                                                                   

5. Mengalami Pengasingan di Belanda

Gerakan serta sindiran Ki Hajar Dewantara di tulisannya dan di beberapa tulisan lainnya pada akhirnya menyulut kemarahan dari Belanda. Hingga pada akhirnya Gubernur Jendral Idenburg memerintahkan pengasingan Ki Hajar Dewantara di Pulau Bangka. Namun, atas permintaan kedua temannya yang juga di hukum dan diasingkan, yaitu dr. Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangoen koesoemo, pengasingan mereka pun sudah dipindahkan ke Belanda. Pengasingan tersebut tidak disia-siakan oleh Ki Hajar Dewantara. Di Belanda, Dia mendalami bidang pendidikan dan pengajaran, hingga pada akhirnya mendapatkan sertifikat Europeesche Akte. Setelah melewati masa pengasingan pada tahun 1918, Soewardi pun mulai mencurahkan perhatiannya yang tinggi dalam bidang pendidikan, dengan tujuan untuk meraih kemerdekaan bangsa Indonesia.

6. Mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa

Pada tanggal 3 Juli 1922, ia bersama teman-temannya mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Perguruan Nasional Taman Siswa. Taman Siswa yaitu merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional dengan menekankan rasa kebangsaan dan cinta terhadap tanah air, serta semangat juang untuk memperoleh kemerdekaan. Tidak hanya melalui pendirian Taman Siswa, perjuangan Ki Hajar Dewantara juga sedang melanjutkan menulis di berbagai majalah. Bedanya, tulisannya saat ini tidak lagi bernuansa politik, melainkan lebih dalam bidang pendidikan serta kebudayaan. Tulisan-tulisannya tersebut sudah berisi konsep-konsep pendidikan dan kebudayaan yang luas dan sangat berwawasan kebangsaan. Melalui konsep-konsep itulah ia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia.

7. Semboyan Ki Hajar Dewantara

Dalam perjuangannya tersebut, ia memiliki beberapa semboyan yang terkenal, yaitu:

* Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan motivasi dorongan dan arahan).

* Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus dapat menciptakan prakarsa dan ide).

* Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus bisa memberi teladan atau contoh tindakan baik).

Semboyan-semboyan tersebut masih ingin digunakan dalam dunia pendidikan kita, hingga saat ini, utamanya di sekolah Taman Siswa.

8. Melepas Gelar Bangsawan dan Mengganti Nama

Menginjak usia yang ke 40 tahun, Ki Hajar Dewantara pun sudah melepas gelar kebangsawanannya, dan mengganti nama aslinya dari Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal tersebut bertujuan agar ia dapat dengan bebas lebih dekat, baik secara fisik maupun hati dengan rakyat Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, dia diangkat sebagai salah satu pimpinan pada organisasi Putera, bersama dengan Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan K.H. Mas Mansur. Berkat perjuangannya tersebut, tak heran jika beliau dijadikan pahlawan nasional untuk pendidikan di Indonesia, serta hari lahirnya, yaitu pada tanggal 2 Mei yang dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Hal tersebut tentunya untuk menghargai serta menghormati segala pemikiran-pemikiran dan tindakannya yang membawa Indonesia di dalam kemerdekaan.

9. Menteri Pendidikan Indonesia

Di masa kemerdekaan Indonesia saat ini, Ki Hajar Dewantara pun sudah diangkat menjadi bagian Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama di tahun 1950. Setelah itu Ki Hajar Dewantara pun juga sudah mendapat gelar doktor honoris causa dari Universitas Gajah Mada pada tahun 1959 serta diangkat sebagai pahlawan nasional pada tahun 1959. Yang bertugas sebagai menteri pendidikan di Indonesia yang pertama, beliau melakukan berbagai macam pergerakan dan dibahas pada buku Ki Hadjar Dewantara yaitu Putra Keraton Pahlawan Bangsa.

10. Meninggalnya Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantar wafat di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959. Lokasi wafatnya di Padepokan Ki Hadjar Dewantara. Jenazahnya kemudian disimpan di Pendapa Agung Taman Siswa untuk kemudian dikebumikan di Taman Wijaya Brata pada tanggal 29 April 1959. Taman Wijaya Brata beralamat di Jl. Soga No.28, Tahunan, Kec. Umbul harjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Upacara pemakaman nya dipimpin oleh Soeharto yang bertindak sebagai inspektur upacara pada saat itu.

KARYA-KARYA KI HAJAR DEWANTARA

Semasa hidupnya, Ki Hajar Dewantara sudah  memiliki beberapa karya tulis ternama. Bahkan berkat pemikiran yang beliau tuangkan dalam buku berhasil memberikan perkembangan terhadap Pendidikan di Indonesia. Mengutip dari buku , berikut ini beberapa karya Ki Hajar Dewantara diantarannya yaitu:

1. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Pertama: Tentang Pendidikan

Buku pertama kali ini dimiliki Ki Hajar Dewantara ini berisikan tentang gagasan dan pemikiran nya dalam pendidikan nasional di Indonesia. Beberapa pembahasan utama yang terdapat di buku ini adalah Pendidikan anak-anak, Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan etika keteladanan, Pendidikan dan kesusilaan.

2. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Kedua: tentang Kebudayaan

Pada buku ini, Ki Hajar Dewantara sudah menuliskan tentang pendidikanya lagi, tetapi lebih membahas mengenai kebudayaan dan kesenian.

3. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Ketiga: tentang Politik dan Kemasyarakatan

Di bukunya yang ketiga, Ki Hajar Dewantara sudah menuliskan tentang kisah politik yang terjadi pada tahun tahun 1913-1922. Tulisan-tulisan Ki Hajar Dewantara di buku ini juga menyinggung imperialis Belanda. Selain itu, beliau juga menggambarkan tentang kisah perempuan dan pejuangannya di masa tersebut.

4. Ki Hajar Dewantara, Buku Bagian Keempat: tentang Riwayat dan Perjuangan Hidup Penulis

Pada buku bagian keempat ini, Ki Hajar Dewantara tidak dapat lagi menuliskan tentang kisah pendidikan dan politik pada masanya. Di buku ini, beliau lebih banyak mengisahkan tentang kisah kehidupan dan perjuangan hidup perintis.

WAFAT KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hajar Dewantara adalah sosok pahlawan nasional sekaligus menyandang bapak pendidikan. Nama asilnya yaitu Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. lalu pada tahun 1922 lebih dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. Beberapa sumber menyebutkan dengan bahasa Jawanya adalah Ki Hajar Dewantoro. Ki Hajar Dewantara telah lahir di daerah Pakualaman pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat di Kota Yogyakarta pada tanggal 26 April 1959 pada usia 69 tahun
(1889-1959).

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Muchlas. 2010. Muhammadiyah: Persamaan dan Kebersamaan. Yogyakarta:

Suara Muhammadiyah.

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

AH.Sanaky, Hujair. 2003. Paradigma Pendidikan Islam Membangun: Membangun

Masyarakat Madani Indonesia. Yogyakarta: Safiria Insani Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun