Berikut ini biografi singkat Ki Hajar Dewantara, mulai dari pendidikannya hingga perjuangannya untuk bangsa Indonesia.
1. Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, atau Soewardi berasal dari lingkungan keluarga bangsawan Kadipaten Pakualaman. Dia merupakan anak dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III. Ki Hajar Dewantara telah menamatkan pendidikan dasar di Europeesche Lagere School. Sekolah tersebut merupakan sekolah dasar khusus untuk anak-anak yang berasal dari Eropa. Setelah itu, beliau sempat melanjutkan pendidikan kedokteran di STOVIA. Namun, dia tidak menamatkannya karena kondisi kesehatan yang sehat.
2. Awal Karier Ki Hajar Dewantara
Tanpa dia melanjutkan sekolah, dia pun bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat majalah. Dia pernah bekerja untuk surat kabar Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Soewardi tergolong salah seorang penulis yang andal pada masanya. Gaya tulisannya bersifat komunikatif dengan gagasan-gagasan yang anti kolonial.
3. Perjuangan Ki Hajar Dewantara Muda
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ki Hajar Dewantara memulai kariernya sebagai seorang wartawan dan penulis di beberapa macam media. Salah satu tulisan Ki Hajar Dewantara yang terkenal yaitu, "Seandainya Aku Seorang Belanda", yang memiliki judul asli Als ik een Nederlander was. Tulisan tersebut dimuat dalam surat kabar de Express milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel tersebut sudah ditulis sebagai protes atas rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Hindia Belanda (Indonesia), guna perayaan kemerdekaan Belanda dari Prancis. Selain bertugas menjadi wartawan, Ki Hajar Dewantara juga ikut tergabung dengan organisasi Boedi Oetomo (BO) tahun 1908. Dia bergabung dalam seksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
4. Mendirikan Indische Partij Bersama Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker
Selain dari menulis, bersama dengan temannya, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara juga sudah mendirikan Indische Partij. Partai politik pertama ini didirikan pada tanggal 25 Desember 1912. Indische Partij merupakan partai pertama Indonesia yang menggaungkan kebebasan Hindia yang beraliran nasionalisme dengan semboyan "indie untuk indier". Pembentukan partai tersebut bertujuan untuk mempersatukan Hindia Belanda dan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Partai ini menggabungkan kelompok masyarakat, seperti kelompok Indo (campuran Eropa dan Pribumi), Pribumi atau Bumiputera. Indische Partij aktif bergerak di penjuru Hindia Belanda dengan tujuan menyebarkan gagasan nasionalisme, dan mendapatkan dukungan dari para rakyat, untuk tujuan mengakhiri penjajahan yang sudah terjadi di tanah air.
                                                 Â
5. Mengalami Pengasingan di Belanda