Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Catatan Sisi Lain Puasa di Mata Warga Biasa

4 Juli 2016   12:01 Diperbarui: 4 Juli 2016   20:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

★ Pasang TV mobil dan pasrah saja nikmati kemacetan

" Saya sendiri memilih menggunakan ketiganya, baik itu GPS berikut peta digital juga TV mobil". Papar Anto.

"Jadi, walaupun pada akhirnya saya harus terpaksa berbuka puasa di parkiran tepi jalan Jakarta yang super macet, saya masih bisa merasakan nikmatnya suasana berbuka seperti di rumah, terutama karena bisa menonton acara kultum seperti tadi. Saya merasa keasikan berbuka puasa di dalam mobil ini semacam gaya hidup baru orang Jakarta dalam berbuka puasa di tengah kemacetan". Pangkas Anto

Dalam artikel ini, ada satu lagi makna baru puasa, yaitu perjuangan melawan macet!
Artikel yang menarik.

5. Menuju Lebaran Pertama Peang

"Saya kira cara terbaik mengajarkan anak kecil adalah dari mengenalkan. Cukup dikenakan, tidak perlu diimbuhi apa-apa. Apalagi sampai menggunakan kata "jangan".

Melalui tulisannya, Harry Ramdhani seperti mengajak pembaca belajar dari seorang anak berusia 7 tahun, Peang.

Tahun ini Peang tidak pernah absen sahur. Seriap hari, sekitar pukul setengah empat dia bangun dan kelaparan. Maka, makanlah dia.

Peang memang ikut sahur, tapi setelah bangun tidur paginya, dia sudah merengek minta makan. Bahkan pernah satu waktu, saat Harry ingin ngantor dan ibunya sedang tadarusan bersama ibu-ibu yang lain di perpustakaan, Peang nangis. Menangis karena lapar. Tentu Harry tidak tega. Motor kembali ia matikan dan memasaki adiknya mie instan. Hari itu Harry terlambat sampai kantor.

Ibunya juga tidak tega kalau Peang sudah merengek kelaparan. Walau sudah diingingatkan kalau baru boleh makan nanti selepas dzuhur. Peang tidak peduli. Dia akan ke kamar, ngambek. Ujung-ujungnya Ibunya pasti menyiapkan makan untuk Peang.

Peang tidak pernah absen sahur, namun Peang tidak puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun