Puasa. Ibadah yang memiliki makna tersendiri bagi umat muslim di seluruh dunia, ritual rukun islam ketiga ini disambut dengan gegap gempita oleh sebagian orang. Puasa yang sejatinya menahan lapar, haus dan nafsu itu diperkaya dengan berbagai makna dalam perspektif Kompasianer.
Melalui tulisan di Kompasiana, sejumlah warga biasa memotret sisi lain puasa, ragam tulisan terurai, ada menggelitik hingga mengajak berpikir. Tentang Sisi lain puasa dari mata warga biasa, inilah intisarinya:
Awal puasa menjadi ajang keserakahan manusia, khususnya pedagang. Mereka ramai-ramai menaikkan harga. Alasan absurd dan banal pun djadikan pegangan mereka. Karena awal puasa, wajar saja ada kenaikan harga. sudah berulang dari tiap puasa tiap tahunnya. Seolah hal picik ini menjadi sebuah pemakluman, pedagang dan tengkulak menjadi serakah. Seolah keuntungan yang sudah mereka dapat, harus berlipat saat puasa. Pembeli pun tidak ada pilihan lain selain membeli.
Hal itu dituturkan Giri Lukmanto dalam artikel berseri berjudul Catatan Puasarkastik. Dalam artikel tersebut, Giri menyentil beragam fenomena umum yang terjadi di masyarakat selama bulan puasa, salah satunya kenaikan harga yang melambung setiap tahunnya.
"Praktek pasar liar semacam itu membabi buta sampai akhir puasa nanti. Tidak ada yang mampu membendung sumpah serakah pedagang dan tengkulak menaikkan harga. Saat pihak pemerintah hanya bisa diam dan gigit jari, pembeli ditodong perutnya untuk terus membeli." Sentil Giri.
Sebuah artikel yang mengajak berpikir ditulis dengan gaya pop, selain itu, fenomena lain yang disentuh Giri dalam artikelnya adalah minta maaf via BBM yang marak selama puasa, antara ketulusan, atau pencitraaan.
Artikel berseri yang menarik, untuk artikel seri selanjutnya dan ulasan selengkapnya bisa dibaca dalam tag Puasarkastik.
"Buat Anda yang sehari-hari tidak terperangkap dalam rutinitas makan atau merokok, puasa itu mudah. Buat Anda yang sehari-hari shalat lima waktu, puasa itu mudah. Buat Anda yang setiap hari yakin Tuhan selalu ada (di dunia maya maupun di dunia nyata), puasa itu mudah".
"Tapi buat mereka yang terbiasa makan rutin, atau jarang shalat, atau tidak begitu mempercayai kehadiran Tuhannya, puasa merupakan pekerjaan yang menyusahkan. Sebutan bulan suci atau bulan penuh berkah buat Ramadhan dianggap sebagai embel-embel jualan dan promo program siaran".