Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Catatan Sisi Lain Puasa di Mata Warga Biasa

4 Juli 2016   12:01 Diperbarui: 4 Juli 2016   20:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah yang dituturkan Iskandar Zulkarnaendalam artikelnya, Sebagai pekerja, Pria yang biasa disapa Isjet ini cukup mudah bertemu dengan orang yang menganggap puasa itu susah dan bulan puasa menyusahkan.

Bertemu dengan orang-orang yang merasa tidak masalah tidak berpuasa karena tuntutan pekerjaan atau karena tidak sempat sahur.

Beberapa profesi yang pekerjaannya di luar ruang atau menguras fisik berlebih sering jadi penghalang orang puasa. Masalahnya, mereka tidak berpuasa bukan karena tidak bisa, tapi karena tidak mau. Sehingga setelah Ramadhan berlalu, jangan tanyakan berapa hutang puasa yang harus mereka bayar sebelum Ramadan berikutnya datang—lantaran mereka tidak merasa punya hutang! Tutur Isjet.

Namun, menurut Isjet, Satu hal yang perlu disadari adalah, puasa itu susah. Ada yang bisa dengan mudah menahan makan dan minum, tapi tidak bisa menahan diri dari birahi. Ada yang sanggup bertahan dari perbuatan yang membatalkan puasa, tapi sulit meninggalkan perilaku buruk yang terlalu sering dilakukan di luar Ramadan.

Puasa tidak pernah mudah lantaran ibadah ini dilaksanakan dalam waktu berjam-jam lamanya. Muslim di Indonesia beruntung tempat tinggalnya berdekatan dengan garis katulistiwa sehingga rentang waktu rentang waktu puasa hanya di kisaran 13 jam per hari. Coba bayangkan mereka yang tinggal di Islandia atau dekat-dekat Greenland sana. Mereka harus puasa selama 21 jam lebih! Tulisnya.

Pada akhirnya, puasa itu memang susah, tapi masih banyak waktu untuk menyempurnakannya dari hari pertama hingga hari terakhir tiba. Pangkas lelaki kelahiran 2 Januari itu. Sebuah sentilan dengan gaya kritis.

3. Cerita Puasa di Rumah Sakit

Artikel ini dibuka dengan Nanang Diyanto yang menceritakan kisah salah satu pasiennya yang berkali diyakinkan bahwa berhutang puasa ketika sakit diperbolehkan.

"Keluarganya berusaha meminta menunda, namun si bapak ngotot untuk melaksanakan puasa Ramadan meski sedang dirawat di rumah sakit. Perawat dan dokter juga sudah berusaha memberikan saran, namun si bapak bersikeras tetap puasa. Akhirnya semua harus mengalah mengormati hak bapak tersebut. Mengingat hak untuk ibadah sangat dihormati di rumah sakit", papar Nanang.

Ada beberapa macam puasa yang ada di rumah sakit, dan puasa ini merupakan standardisasi yang harus dipenuhi oleh pasien. Di mana puasa yang dilakukan pasien dalam pengawasan dan merupakan tindak lanjut tindakan medis atau perawatan selanjutnya. Artinya kalau puasa tersebut tidak dilakukan oleh pasien akan terjadi kegagalan atau kegagalan dari hasil suatu tindakan. Tulis Nanang.

Selanjutnya, Nanang mencoba membagi jenis-jenis puasa yang dijalani orang-orang di rumah sakit:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun