Mohon tunggu...
Syarofull Anam
Syarofull Anam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya seorang lelaki yang lahir di Batang, 7 September 2002. Saya merupakan mahasiswa yang sedang menempuh S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya juga memiliki beberapa minat dalam dunia literasi, traveling dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naskah Drama "Belenggu" Karya Syarofull Anam

7 Februari 2023   18:23 Diperbarui: 7 Februari 2023   18:25 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarwo : I...i..iya Bang Gepeng, nanti saya akan cari anakku si Joni sampe ketemu, saya janji!.

Siti : Tolonggg, tolonggg maafkan anak saya, jangan diapa-apain anak saya!.

GEPENG PUN MENINGGALKAN RUMAH TERSEBUT, DAN KELUARGA JARWO PUN MULAI MENGUMPULKAN KEMBALI BARANG - BARANG BEKAS YANG DI OBRAK ABRIK OLEH GEPENG.

Wati : Emakk, Wati laper Makk!.

Siti : Gimana ini Pakkk?, kasiann Wati Pak, anak kita kelaparan, ga ada makanan sama sekali Pak.

Jarwo : Kumpulkan dulu semua barang bekas ini Mak, setelah ini tak bawa ke pengepul, sekalian nanti beli makan Mak.

Wati : Wati, ikut Bapak ke pengepul ya Pak, boleh ya Pak.

Jarwo : Iya nak, Wati boleh ikut bapak ke pengepul.

Siti : Hati - hati dijalan ya Pakk.

JARWO DAN WATI PUN MULAI BERJALAN MENINGGALKAN RUMAH UNTUK PERGI KE PENGEPUL BARANG BEKAS. SETELAH JARWO DAN WATI PERGI, SITI PERGI KELUAR DARI RUMAH DAN BERBICARA KEPADA PARA PENONTON.

Siti : Lihatlah, lihatlah kehidupan keluarga kami, sungguh - sungguh menderita, bagi kami bahagia hanya sebatas kata -kata yang tak mungkin pernah ada, hidup dalam belenggu kemiskinan seperti kami, untuk makan saja perlu usahanya setengah mati, baju lusuh seperti ini air pun enggan untuk menyentuhnya, sekarang lihatlah diri kalian semua, yang tak pernah bingung hari ini, besok atau lusa mau makan apa, perut kalian semua sudah terjamin akan terisi tapi bagaimana dengan nasib kami, bagaimanaa.. tapi, tapi bukankah hidup kita semuanya hanya menunggu mati, bukankah segala sesuatu semuanya patut kita nikmati dan syukuri sebelum mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun