Sila kelima berisi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", sejalan dengan prinsip keadilan dalam Islam. Lebih spesifikasi lagi, bahwa keadilan yang dimaksud yaitu dalam pemerataan rizki, berupa zakat, infak dan shadaqah. Keadilan sosial berkaitan erat dengan maqashid al-syari'ah (sasaran-sasaran syari'at). Sedangkan maqashid al-syari'ah terdiri dari tiga aspek, yaitu:
Â
- Dharuriyat, mengenai perlindungan terhadap hal-hal yang bersifat esensial bagi kehidupan manusia, seperti agama/ad-dien, jiwa/nafs, keturunan/nasb, akal/'aql, dan harta benda/mal.Â
- Hajiyat, yaitu pemenuhan hal-hal yang diperlukan dalam hidup manusia, tetapi bobotnya di bawah kadar dharuriyat.Â
- Tahsiniyat, yaitu perwujudan hal yang yang menjamin peningkatan kondisi individu dan masyarakat sesuai dengan tuntutan tempat dan waktu, tuntutan selera, dan rasa kepatutan untuk mengelola persoalan- persoalan masyarakat dengan sebaik- baiknya. Dalam prinsip keseimbangan kehidupan ekonomi, AlQur'an mencela orang yang sibuk memupuk harta hingga melupakan kematian. Seperti dalam surat Al-Humazah ayat 1-4,
- "celakalah bagi Setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung- hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah (neraka)." Akan tetapi Al-Qur'an tidak melarang orang untuk mencari kekayaan dengan wajar. Allah swt berfirman, "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Â
- Sila kelima dalam Pancasila sangat menjunjung tinggi keadilan, semangat yang selalu digaungkan al-Quran dalam berbagai ayat-ayatnya. Dalam al-Quran, menjunjung tinggi keadilan merupakan bentuk amal yang dekat dengan ketakwaan.
Â
Kesimpulan
 Meskipun Pancasila bukan Syariat, namun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila selaras dengan Syariat. Sila pertama Pancasila, 'Ketuhanan Yang Maha Esa', merupakan landasan teologis bangsa Indonesia. Secara tidak langsung, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mencerminkan asal-usul pendiri negara yang mayoritas beragama Islam, dan yang terbaik adalah memasukkan ajaran Islam universal ke dalam nilai-nilai Pancasila ini.
Begitulah, Pancasila dan Islam bukanlah dua ideologi yang berlawanan. Karena kedua hal ini berkaitan dan Islam juga berperan penting dalam membenarkan apa yang bertentangan dengan syariat Islam.
Â
 Â
Daftar Pustaka
Â
Fuad, F. (2012). Islam dan Ideologi Pancasila Sebuah Dialektika. Lex Jurnalica Volume 9 nomor 3, Â Â Â 19-20.