Demonstran mulai bergerak longmarch menuju kantor dewan. Mereka akan menemui ketua dewan untuk menyampaikan aspirasi penolakan mereka. Selama perjalanan, mereka berbaris rapi di separo badan jalan. Di kedua sisi, mereka dibatasi dengan tali untuk mengantisipasi adanya penyusup yang masuk. Sepanjang jalan mereka meneriakkan yel-yel perlawanan, kritik keras kepada pemerintah atas ketidak becusannya melayani rakyat. Puas berteriak-teriak mereka mulai menyanyikan lagu perlawanan.
"....
Mereka dirampas haknya
tergusur dan lapar
bunda relakan darah juang kami
tuk membebaskan rakyat
...."
Orang-orang sepanjang jalan, hanya berdiri menonton. Seperti tengah menonton karnaval tahunan memperingati hari besar kemerdekaan. Mereka kadang terlihat senyum-senyum, ada juga yang tidak peduli, seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak jarang juga ada yang memperhatikan dengan serius wacana yang disampaikan para mahasiswa itu.
Sementara anak-anak, seperti biasa, tidak pernah menganggap serius semua persoalan. Mereka ikut jalan disamping rombongan demonstran dan serta merta meniru, meneriakkan yel-yel dan hujatan-hujatan yang terus berulang ualang, sambil berjingkrak-jingkrak gembira.
"Turunkan Harga BBM!!"
"Tolak Penjualan Aset-Aset Publik!!"