"Berarti dengan pembentukan pasukan elit lima puluh ini, justru merupakan langkah mengembalikan kebanggaan negeri hantu. selain itu, hantu-hantu yang lain tidak usah bersusah-susah terjun kebumi untuk menghantui lagi. Sudah terwakili oleh pasukan elit kita, yang hasilnya sudah bisa dijamin beres. Jadi sangat tidak beralasan jika dikatakan ini sebagai langkah dis-integrasi. Justru ini akan membawa negera kita betul-betul menuju negara berkesejahteraan. Welfare State!"[2] Tepuk tangan bergemuruh di ruang sidang, mengiringi hantu perwakilan pihak pemerintah kebali ke tempat duduknya.
Setelah mendengarkan argumen dari kedua belah pihak, hakim ketua mengerutkan dahi, tanda berpikir keras untuk memutuskan. Dua hakim lain disamping kiri dan kanannya, hanya menggeleng-gelengkan kepala saat dilirik. Akhirnya hakim ketua memutuskan, program pasukan elit akan tetap dijalankan.Â
Permohonan pembatalan UU Perhantuan ditolak. Proses peradilan selesai. Tidak lagi ada upaya hukum apapun. Para hantu pemohon dari wilayah barat, hanya terdiam. Mereka sepertinya tidak senang dengan keputusan itu. Bagi mereka keadilan tetap belum ditegakkan.
***
Presiden negeri hantu selaku kepala negeri hantu segera mengeluarkan instruksi agar aksi pasukan elit segera dimuali. Kelimapuluh pasukan elit disebar ke seantero jagat manusia. Di setiap benua masing-masing diturunkan sepuluh hantu. Mereka harus menjadi hantu yang paling menakutkan bagi manusia.Â
Pasukan elit diharuskan lapor kepada Jenderal Besar pasukan hantu di pusat kota hantu setiap akhir tahun. Pasukan elit baru memperoleh cuti satu bulan setelah bertugas tiga tahun.
Pada tahun pertama, ketika laporan berlangsung, Sang Jenderal dibuat terkaget-kaget dengan kondisi anak buahnya.
 Pertama kali datang sepuluh pasukan elit dari benua Amerika.
"Lapor Jenderal. Kedatangan kami di Amerika ditolak oleh hampir semua Gubernur Wilayah. Katanya mereka tidak menerima hantu-hantu yang buruk rupa. Tetapi setelah kami berunding, akhirnya kami disarankan berubah diri menjadi seperti ini Jenderal."
Pasukan dari Amerika membuka topeng gondoruwo sundal dan wewenya. Ternyata mereka telah berubah menjadi hantu-hantu yang gagah dan cantik-cantik. Tetapi dimulut mereka jika tersenyum, ada taring yang menyeramkan. Mereka telah menjadi drakula!
"Baiklah, tidak mengapa, saya bangga dengan kreatifitas kalian." Sang Jenderal setalah kaget sejenak bisa menerima kondisi mereka. Tidak lama kemudian datang rombongan pasukan elit hantu dari Afrika.