Evaluasi komponen konteks (context), meliputi aspek a) kebijakan, b) analisis kebutuhan (need analysis), c) tujuan dan d) sasaran diperoleh nilai rata-rata 4,03 atau dapat dikategorikan "baik". Â
Evaluasi komponen input meliputi aspek a) struktur organisasi, b) perangkat program, c) prosedur dan mekanisme, d) sumber daya manusia, e) fasilitas pendukung, f) sistem pembinaan, g) anggaran, dan h) ketercapaian tujuan diperoleh nilai rata-rata 3,29 atau dapat dikategorikan "cukup".
Evaluasi komponen proses (process) meliputi aspek a) perencanaan, b) pelaksanaan dan koordinasi, c) laporan, d) sosialisasi, e) evaluasi, dan f) dukungan masyarakat  diperoleh nilai rata-rata 3,40 atau dapat dikategorikan "cukup"
Evaluasi komponen produk (product) meliputi aspek a) pencapaian hasil (output), b) pencapaian dampak (outcome), Â c) manfaat, d) pengembangan, dan e) reputasi diperoleh nilai rata-rata 3,55 atau dapat dikategorikan "cukup".
Dengan demikian, secara umum efektivitas tata kelola taman bacaan pada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kabupaten Bogor dapat disebut "cukup efektif", berada di antara sangat efektif dan kurang efektif. Lebih detail lagi, evaluasi terhadap 23 indikator pada 4 (empat) komponen persebarannya terdiri: a) kategori "baik" pada 5 (lima) aspek (analisis kebutuhan, tujuan, sasaran, struktur organisasi, manfaat), b) kategori "cukup" pada 17 (tujuh belas) aspek (kebijakan, perangkat program, prosedur dan mekanisme, sumber daya manusia, fasilitas pendukung, sistem pembinaan, ketercapaian tujuan, perencanaan, koordinasi, laporan, sosialisasi, evaluasi, dukungan masyarakat, pencapaian hasil (output), pencapaian  dampak (outcome), pengembangan, reputasi), dan c) kategori "kurang baik"pada 1 (satu) aspek ( anggaran).
Sebagai lembaga sosial yang menyediakan bahan bacaan dan layanan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Kabupaten Bogor dihadapkan pada 8Â (delapan) masalah krusial, yaitu: 1) kesadaran masyarakat yang rendah, 2) relawan yang sedikit, 3) ruang baca yang tidak layak, 4) koleksi buku yang sedikit, 5) sarana dan prasaran yang kurang memadai, 6) dana operasional yang bermasalah, 7) tim pengurus yang kurang komitmen, dan 8) tidak adanya perhatian dari pemda.instansi terkait. Untuk itu, seluruh pemangku kepentingan taman bacaan, tanpa terkecuali seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengelola TBM, relawan, pihak swasta, dan masyarakat harus berkolaborasi untuk berpartisipasi aktif dalam melanggengkan eksistensi taman bacaan. Bila tidak, sangat mungkin taman bacaan tidak mampu mempertahankan eksistensi di daerahnya atau menjadi "mati suri", hidup segan mati pun tidak mau.
Ada 3 (tiga) elemen penting untuk mempertahankan eksistensi taman bacaan di Indonesia, yaitu 1) ada pembaca, 2) ada buku, dan 3) ada komitmen pengelola. Untuk itu, dukungan pemerintah, kesadaran masyarakat, dan koleksi buku bacaan yang tersedia menjadi sebuah keniscayaan bagi taman bacaan dan gerakan literasi. Maka untuk mendorong efektivitas tata kelola taman bacaan masyarakat (TBM) sangat diperlukan koordinasi dan sinergi antara pemerintah, pengelola TBM, pihak swasta, dan masyarakat. Agar taman bacaan dapat memainkan peran lebih besar dalam meningkatkan kegemaran membaca anak-anak dan masyarakat di tengah gempuran era digital.
Beberapa isu strategis terkait tata kelola taman bacaan di Kabupaten Bogor antara lain:
1. Relawan, didapati 40% TBM yang ada hanya memiliki relawan kurang dari 5 orang, 30% TBM di antara 5-10 orang relawan, dan 30% TBM memiliki lebih dari 10 orang relawan.
2. Biaya operasional, didapati 65% TBM membutuhkan biaya operasional di bawah Rp.25.000.000 per tahun, 25% TBM membutuhkan biaya antara Rp.25.000.000 s.d. Rp.50.000.000, dan 10% TBM butuh biaya lebih dari Rp.50.000.000 per tahun.
3. Jadwal operasional, didapati 60% TBM hanya beroperasi 2-3 hari dalam seminggu, 25% TBM beroperasi 4-5 hari, dan hanya 15% yang beroperasi setiap hari