Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gak Mungkin Menolak Panggilan Allah (Renungan Idul Adha)

12 September 2016   09:21 Diperbarui: 12 September 2016   09:41 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggilan Allah yang pertama, adalah ADZAN.

Panggilan yang sangat jelas terdengar di telinga kita. Panggilan untuk sholat. Maka sholat adalah jawaban atas panggilan Allah ini. Hebatnya Allah masih fleksibel, DIA gak marah kok kalo kita telat mengerjakannya. Bagi yang gak sholat pun, Allah gak marah seketika. Allah masih kasih rezeki, sehat, bahagia. Itulah kehebatan Allah. Lalu, masihkah kita ingin lalai dari panggilan Allah yang ini, Adzan. Mumpung masih ada waktu, jawablah panggilah Allah berupa Adzan, dengan jawab Sholat. Lakukanlah ….

Panggilan Allah yang kedua, adalah HAJI.

Panggilan yang sangat halus, hanya dirasakan oleh hati dan iman. Allah memanggil hamba-Nya untuk melaksanakan haji, walau sifatnya “bergiliran”. Dengan pakaian ihram dan melafazkan “Labaik Allahuma Labaik” di Baitul Haram Mekah, sungguh kita sedang menjawab panggilan-Nya. Panggilan ini hanya Allah yang tahu. Karena tiap hamba-Nya mendapatkan kesempatan yang berbeda satu sama lainnya. Ada yang punya uang tapi belum pergi haji. Ada yang gak punya uang tapi bisa pergi haji. Ada yang sudah rencana gak sempat pergi, ada yang belum rencana tapi berangkat. Tapi banyak yang merencanakkan dan terkabul, Alhamdulillah.

Panggilan Allah yang ketiga, adalah KEMATIAN.

Panggilan Allah yang ini harus dijawab dengan amal sholeh kita. Bahkan jika sudah gak mempan lewat panggilan ADZAN dan panggilan HAJI, Allah pun pasti siap memanggil manusia dengan KEMATIAN.  Karena qullu nafsin zaiqotul maut”, setiap manusia pasti akan merasakan mati.Hidup dan mati manusia hanya di tangan Allah. Banyak kasus, Allah tidak memberikan tanda-tanda secara langsung akan datangnya kematian. Ada yang mati muda, ada yang mati tua. Ada yang mati karena sakit, ada yang mati tanpa sakit. Sungguh, KEMATIAN rahasia Allah sebagai bukti panggilan Allah. KEMATIAN, gak akan mampu dijawab dengan lisan atau gerakan. Hanya AMAL SHOLEH kita yang menjawabnya.

Maka, jawablah ke-3 panggilan Allah dengan hati dan sikap kita yang khusnul khotimah.

Sahabat, dunia ini sementara. Tapi akhirat kekal abadi selamanya. Bersiaplah untuk menuju-Nya, penuhilah panggilan Allah. Silakan kita tolak panggilan manusia yang lain. Tapi kita gak mungkin menollak panggilan Allah. Itu pasti ….

Maka di dunia, kita gak perlu menghisab orang lain seolah-olah kita bertindak seperti  Tuhan. Kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya, hanya manusia biasa yang gak luput dari salah dan dosa. Dan mintalah ampun kepada Allah, dan sekali lagi penuhi panggilan Allah.

Ada banyak amal dan kebaikan yang bisa diperbuat di waktu tersisa. Sebelum panggilan KEMATIAN TIBA.

Sungguh, kebahagiaan itu ada di tangan Allah, dan ia gak akan diraih kecuali dengan taat kepada Allah. Lalu nyatakan dalam hati kecil kita, “Dunia ini hanya sementara, Akhirat-lah tujuan kita. Jangan berhenti berjuang sampai kita meletakkan telapak kaki di surga”. Wallahu a’lam bishowab. Barakallah fikum.

SELAMAT IDUL ADHA, Semoga Kita Semakin Ikhlas menjadi Hamba-Nya. Mohon Maaf Lahir Batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun