“Nak, kenapa sih kamu gak angkat panggilan Ibu” tanya Ibu pada anaknya.
“Duhh, maaf Bu. Aku lagi sibuk …” jawab anaknya singkat.
“Ya, sesibuk apapun. Harusnya kamu angkat dong telepon Ibu. Sejak kamu dewasa, Ibu kan jarang memanggilmu” kata Ibu sedikit menasihati.
“Iya iya Bu. Lagi sih Ibu, udah tahu aku lagi sibuk malah nelpon” ujar si anak membela diri.
Itu cuma ilustrasi aja. Berapa banyak di antara kita yang “gemar menolak” panggilan. Jangankan teman, saudara, bahkan orang tua pun ketika menelpon sering tidak diangkat. Menolak panggilan, membiarkan panggilan. Entah lewat telepon, WA atau sms.
Menolak panggilan, kalo tidak sengaja tidak masalah. Lalu, bagaimana bila disengaja? Entah karena malas, entah karena gak suka, entah karena alasan-alasan yang bersifat negatif. Manusia, memang atas egonya terlalu mudah “menolak panggilan”.
Panggilan manusia silakan ditolak. TAPI Panggilan Allah gak mungkin bisa ditolak.
Ini hanya sekedar hikmah Idul Adha, orang menyebutnya hari raya qurban.
Sungguh, Allah hanya memanggil Manusia 3 kali saja seumur hidup. Dan gak akan ada yang bisa menolak panggilan Allah. Semuanya harus dilaksanakan, dikerjakan tanpa kecuali. Sementara manusia memanggil berkali-kali kepada manusia lainnya. Bahkan berteriak-teriak gak jelas, bersuara keras, kencang lalu marah-marah. Bahkan saling mencaci maki, menghujat seolah telah menguasai dunia. Entah, siapa sebenarnya manusia itu? Mengaku hamba tapi mengambil hak-hak Allah.
Panggilan Allah. Hanya 3 kali saja seumur hidup manusia.
Panggilan Allah yang pertama, adalah ADZAN.
Panggilan yang sangat jelas terdengar di telinga kita. Panggilan untuk sholat. Maka sholat adalah jawaban atas panggilan Allah ini. Hebatnya Allah masih fleksibel, DIA gak marah kok kalo kita telat mengerjakannya. Bagi yang gak sholat pun, Allah gak marah seketika. Allah masih kasih rezeki, sehat, bahagia. Itulah kehebatan Allah. Lalu, masihkah kita ingin lalai dari panggilan Allah yang ini, Adzan. Mumpung masih ada waktu, jawablah panggilah Allah berupa Adzan, dengan jawab Sholat. Lakukanlah ….
Panggilan Allah yang kedua, adalah HAJI.
Panggilan yang sangat halus, hanya dirasakan oleh hati dan iman. Allah memanggil hamba-Nya untuk melaksanakan haji, walau sifatnya “bergiliran”. Dengan pakaian ihram dan melafazkan “Labaik Allahuma Labaik” di Baitul Haram Mekah, sungguh kita sedang menjawab panggilan-Nya. Panggilan ini hanya Allah yang tahu. Karena tiap hamba-Nya mendapatkan kesempatan yang berbeda satu sama lainnya. Ada yang punya uang tapi belum pergi haji. Ada yang gak punya uang tapi bisa pergi haji. Ada yang sudah rencana gak sempat pergi, ada yang belum rencana tapi berangkat. Tapi banyak yang merencanakkan dan terkabul, Alhamdulillah.
Panggilan Allah yang ketiga, adalah KEMATIAN.
Panggilan Allah yang ini harus dijawab dengan amal sholeh kita. Bahkan jika sudah gak mempan lewat panggilan ADZAN dan panggilan HAJI, Allah pun pasti siap memanggil manusia dengan KEMATIAN. Karena “qullu nafsin zaiqotul maut”, setiap manusia pasti akan merasakan mati.Hidup dan mati manusia hanya di tangan Allah. Banyak kasus, Allah tidak memberikan tanda-tanda secara langsung akan datangnya kematian. Ada yang mati muda, ada yang mati tua. Ada yang mati karena sakit, ada yang mati tanpa sakit. Sungguh, KEMATIAN rahasia Allah sebagai bukti panggilan Allah. KEMATIAN, gak akan mampu dijawab dengan lisan atau gerakan. Hanya AMAL SHOLEH kita yang menjawabnya.
Maka, jawablah ke-3 panggilan Allah dengan hati dan sikap kita yang khusnul khotimah.
Sahabat, dunia ini sementara. Tapi akhirat kekal abadi selamanya. Bersiaplah untuk menuju-Nya, penuhilah panggilan Allah. Silakan kita tolak panggilan manusia yang lain. Tapi kita gak mungkin menollak panggilan Allah. Itu pasti ….
Maka di dunia, kita gak perlu menghisab orang lain seolah-olah kita bertindak seperti Tuhan. Kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya, hanya manusia biasa yang gak luput dari salah dan dosa. Dan mintalah ampun kepada Allah, dan sekali lagi penuhi panggilan Allah.
Ada banyak amal dan kebaikan yang bisa diperbuat di waktu tersisa. Sebelum panggilan KEMATIAN TIBA.
Sungguh, kebahagiaan itu ada di tangan Allah, dan ia gak akan diraih kecuali dengan taat kepada Allah. Lalu nyatakan dalam hati kecil kita, “Dunia ini hanya sementara, Akhirat-lah tujuan kita. Jangan berhenti berjuang sampai kita meletakkan telapak kaki di surga”. Wallahu a’lam bishowab. Barakallah fikum.
SELAMAT IDUL ADHA, Semoga Kita Semakin Ikhlas menjadi Hamba-Nya. Mohon Maaf Lahir Batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H