Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gak Mungkin Menolak Panggilan Allah (Renungan Idul Adha)

12 September 2016   09:21 Diperbarui: 12 September 2016   09:41 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nak, kenapa sih kamu gak angkat panggilan Ibu” tanya Ibu pada anaknya.

“Duhh, maaf Bu. Aku lagi sibuk …” jawab anaknya singkat.

“Ya, sesibuk apapun. Harusnya kamu angkat dong telepon Ibu. Sejak kamu dewasa, Ibu kan jarang memanggilmu” kata Ibu sedikit menasihati.

“Iya iya Bu. Lagi sih Ibu, udah tahu aku lagi sibuk malah nelpon” ujar si anak membela diri.

Itu cuma ilustrasi aja. Berapa banyak di antara kita yang “gemar menolak” panggilan. Jangankan teman, saudara, bahkan orang tua pun ketika menelpon sering tidak diangkat. Menolak panggilan, membiarkan panggilan. Entah lewat telepon, WA atau sms.

Menolak panggilan, kalo tidak sengaja tidak masalah. Lalu, bagaimana bila disengaja? Entah karena malas, entah karena gak suka, entah karena alasan-alasan yang bersifat negatif. Manusia, memang atas egonya terlalu mudah “menolak panggilan”.

Panggilan manusia silakan ditolak. TAPI Panggilan Allah gak mungkin bisa ditolak.


Ini hanya sekedar hikmah Idul Adha, orang menyebutnya hari raya qurban.

Sungguh, Allah hanya memanggil Manusia 3 kali saja seumur hidup. Dan gak akan ada yang bisa menolak panggilan Allah. Semuanya harus dilaksanakan, dikerjakan tanpa kecuali. Sementara manusia memanggil berkali-kali kepada manusia lainnya. Bahkan berteriak-teriak gak jelas, bersuara keras, kencang lalu marah-marah. Bahkan saling mencaci maki, menghujat seolah telah menguasai dunia. Entah, siapa sebenarnya manusia itu? Mengaku hamba tapi mengambil hak-hak Allah.

Panggilan Allah. Hanya 3 kali saja seumur hidup manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun