Mahasiswa di Indonesia harus dilatih bahwa wirausaha bukan hanya sekedar proposal, bukan hanya sekedar event food bazaar setahun sekali yang hanya berlangsung selama dua-tiga hari, bukan hanya tentang jual makanan.
Peluang ada banyak di luar sana, sebagai game developer, sebagai freelance, sebagai graphic designer, sebagai eksportir, sebagai manufaktur makanan siap saji, sebagai supplier hasil tambak, dan lain sebagainya...
Dan untuk menumbuhkan yang semacam ini tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang sebenarnya.
Dimulai dari peran media untuk meng-ekspose secara intens para pengusaha-pengusaha muda Indonesia yang telah bermain di tingkat global sebagai inspirasi (ada banyak sebenarnya di sekitar kita).
Kemudian program kerjasama dari pemerintah dengan pengusaha-pengusaha dalam negeri yang peduli atas pentingnya pendidikan kewirausahaan untuk mengembangkan wawasan dan kemampuan bisnis para pemuda-pemudi Indonesia, khususnya penyadaran bahwa APAPUN yang ada di sekitar mereka, termasuk sampah sekalipun, bisa jadi peluang untuk memulai usaha.
Yang dilanjutkan dengan program pinjaman dana tanpa bunga dari instansi keuangan yang dialirkan ke calon-calon pengusaha berdasarkan proyeksi keuntungan dan keberlanjutan dari ide bisnis yang dimiliki.
Saya yakin, jika semua pihak yang terkait terlibat aktif dalam hal ini, AFTA 2015 bukan lagi momok bagi kita, namun malah jadi peluang luar biasa bagi Indonesia untuk menguasai dunia. :D Dan saya serius.
Salam senyum!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H