Jika ada sepersepuluh saja dari penduduk usia produktif Indonesia yang memiliki wawasan mengenai betapa besar peluang mereka untuk berjaya karena pasar telah terbuka luas bagi mereka dengan AFTA, saya rasa tidak sulit bagi Indonesia untuk menggebrak dunia.
Dan saya tahu, meskipun paparan saya di atas amat membesarkan hati, bukan berarti bahwa segalanya akan tanpa rintangan.
Impian kita untuk menguasai dunia melalui penurunan biaya produksi yang disebabkan oleh AFTA dan tingginya sumber daya manusia kita ini minimal harus memiliki dua komponen pendukung untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
Komponen pertama adalah jiwa kewirausahaan.
Penanaman sejak dini jiwa kewirausahaan pada diri tiap-tiap pemuda Indonesia merupakan solusi nyata dari berbagai masalah di Indonesia.
Kurangnya lapangan pekerjaan yang selalu menjadi bahan debat kita tiap hari sebenarnya akan selesai dengan mudah jika ada cukup banyak pemuda yang tak lagi mencari kerja, namun mulai bekerja menjadi pengusaha dengan apapun yang dimilikinya saat ini.
Dan hal tersebut tidak sesulit yang banyak orang kira. Kebanyakan orang mengira bahwa menjadi pengusaha merupakan hal sulit karena mereka tidak memiliki komponen kedua.
Komponen kedua adalah wawasan wirausaha...
Perjalanan pribadi saya menjadi pengusaha membuka banyak sekali wawasan (insight) bahwa sebenarnya menjadi pengusaha itu luar biasa gampang, dan kesempatan itu benar-benar ada di mana-mana.
Saya akan beri satu contoh yang mudah untuk dibayangkan banyak orang...
Anda tahu Jepang dan Korea Selatan? Anda tahu berapa banyak pengagum kebudayaan dua negara tersebut di Indonesia? Dan anda tahu betapa gila antusiasme mereka untuk mencoba kuliner dari kedua negara tersebut?