Mohon tunggu...
Syamsuddin
Syamsuddin Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Pembelajar sejati, praktisi dan pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Nostalgia Masa Kecil di Bulan Ramadan; dari Selamatan Haroa sampai Pesantren Ramadan

2 April 2023   13:35 Diperbarui: 3 April 2023   17:00 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan, beribadah di masjid. (sumber: UNSPLASH/JIM PAVE via kompas.com)  

"Iyakah bapak," jawab saya (di kampung aya anak memanggil ayah dengan sebutan bapak/bapakku). "Iya". Maka semenjak itu saya amalkan, bahkan mengajarkan doa tersebut kepada teman-teman sekolah.

Saya sendiri lupa mulai kapan tidak membaca tersebut sebagai penangkal haus. Mungkin karena tidak lagi merasa terbebani dengan rasa haus saat puasa. Lagian tujuan dan hikmah puasa untuk beribadah kepada Allah dengan lapar dan dahaga.

Tadarusan bareng Ayah

Kenangan nostalgia Ramadan di masa kecil yang juga sangat berkesan adalah ''tadaruan bareng ayah". Ayah memiliki kebiasaan khataman Qur'an setiap Ramadan. Biasa ayah membaca 1 juz/hari yang diciil 2-3 kali duduk. 

Ini pertengahan tahun 80an, 3 atau 4 dasa warsan sebelum gerakan One Day one Juz muncul. Seingat saya punya Mushaf Al-Qur'an khusus, yakni Mushaf per juz yang hanya dikeluarkan dari lemari pada bulan Ramadan. 

Jika di luar Ramadan ayah membaca mushaf al-Qur'an biasa. Ayah biasa membaca Al-Qur'an bakda subuh, bakda zuhur, bakd asar, dan kadang malam sebelum tidur.

Yang paling berkesan adalah ketika suatu pagi saya ikutan tadarus baca Qur'an di samping ayah, lalu salah baca. Ayah menyampaikan bahwa saya salah baca, tapi beliau juga tidak membetulkan, tapi menyuruh perbaiki sendiri. Karena menurut beliau, ''dah sudah tahu cara bacanya". 

Saya terus mengulang berkali-kali dan selalu salah. ''perbaiki lagi". Saya sampai nangis, sampai air mata saya jatuh menetes di lembaran al-Qur'an. saking banyaknya air mata yang menetes, hingga melobangi lembaran al-Qur'an. 

Dan alhamdulillah bisa baca dengan benar. Mushaf al-Qur'an tersebut menjadi barang berharga dalam hidup saya. Saya simpan terus hingga dewasa. Namun saat mudik tahun lalu tidak lagi saya temukan di rumah bapak.

Pesantren Ramadan

Pesantren Ramadan juga menjadi nostalgia Ramadan yang sangat berkesan. Dan yang paling bekesan adalah pesantren Ramadan yang berlangsung ketika saya kelas 5 SD. Kegiatan pesantren berjalan sekitar 20 hari. Mulai awal Ramadan sampai hari ke-20 Ramadan. 

Program ini diselenggarakan oleh tim safari Ramadan perguruan Darud Da'wah Wal-Irsyad yang dipimpin oleh KH. Roni Syafri Abdul Azis. Beliau datang bersama para santri yang tersebar di tiga kecataman. 

Kegiatan Pesantren Ramadan dibimbing oleh para santri binaan Kyai Roni. Kegiatan pembelajaran berupa bimbingan ibadah harian  seperti thaharah, salat, doa dan zikir harian, praktik azan, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun