Aku berusaha mengingat barangkali Molly adalah kekasihnya. Aku pikir dia sedang menghadapi saat terakhirnya, sakaratul maut, mungkin Udink ingin bertemu perempuan itu untuk terakhir kalinya. Aku berusaha sebisaku agar dia ‘pergi dengan tenang”.
“ molii….moliii”..... suaranya semakin lirih dan melemah.
Kreeet……..aku kaget oleh suara pintu didorong, kemudian muncul seorang anak berusia sekitar 10 tahun. “ Kakek…kek…saya sudah temukan molly”. Udink diam saja namun dari kelopak mata yang meram terlihat korneanya bergerak gerak.
Anak itu semakin mendekat “ Kek, ini molli biar kakek dekap dia” sambil merebahkan Molly didadanya dan menaruh tangan Udink temanku di punggung kucing itu.
Setelah itu Udink menjadi tenang…tenaaang sekali……
Syam Jr, 23 Desember 2010.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H