Bagi anak- anak “Diam” adalah “Golden Time” - waktu emas untuk menemukan waktu dan ruang berinteraksi dengan dunia alami mereka. Keheningan dapat memberikan anak-anak terkoneksi dengan kesadaran diri yang membantu perkembangan emosi dan proses pertumbuhan menjadi manusia seutuhnya. Dan bagi anak- anak yang menjelang dewasa ini memberi cara bagi anak-anak menghargai sumber daya batin mereka sendiri
Bagi keluarga membawa Diam dengan baik dan disengaja ke rumah, telah membuat koneksi yang hubungan antar keluarga yang jauh lebih baik dibandingkan dari yang selalu aktif media sosial. Banyak anak-anak mendapatkan kembali ruang untuk otak alami yang sangat membantu perkembangan emosinya. Studi menunjukkan waktu Diam, membantu anak-anak tidak hanya belajar dan mengembangkan keterampilan sosial dan bahasa, tetapi juga meningkatkan kemampuan kreatif mereka. Ini adalah "waktu yang berkualitas", bagi pertumbuhan anak-anak kita.
Diam juga baik untuk otak kita. Pada tahun 2013, ahli biologi Imke Kirst menunjukan bahwa bagaimana otak kita dapat berubah karena Diam. Studi lain pada 2013 menemukan bahwa dua jam keheningan dapat menciptakan sel-sel baru di wilayah hippocampus, area otak yang terkait dengan belajar, mengingat, dan emosi. Ini membantu menumbuhkan sel-sel otak baru.
Data dan Ilmu pengetahuan pada saat ini menunjukan bahwa keheningan dibutuhkan untuk meregenerasi otak dan tubuh kita yang kelelahan. Diam memberi ruang sesaat bagi sel sel otak untuk mempebaiki diri dan keluar dari overload infomasi yang carut marut yang masuk melalui peralatan digital kita.
Dalam sejarah budaya dan pengetahuan, juga sudah mengajarkan bahwa banyak seniman, budayawan dan pemikir besar dunia, melahirkan benih-benih gagasan luar biasa dari keheningan, bukan di tengah-tengah dunia hiruk-pikuk. Mereka tahu bahwa kesadaran besar terjadi hanya ketika kita mematikan diri sepenuhnya dari dunia luar dan menyelam jauh ke dalam lautan keheningan abadi.
Oleh karenanya, pada hari ini, selain mengajarkan keterampilan digital, programing, coding, serta beragam keterampilan lainnya untuk trampil dan cerdas berselancar di dunia digital, mengajarkan DIAM, kepada anak-anak dan juga para remaja , adalah kebutuhan utama. Dengan Diam anak-anak memperoleh “Inti Sari Pengetahuan”. Belajar keheningan adalah mengajarkan cara “menggunakan rem" kendaraan digitalnya yang serba canggih dan cepat. (smatrphone, PC dan perangkat di lain dalam cirkuit digital).
Lalu Bagaimana Belajar Keheningan? dan Mengajarkan keheningan Buat “anak-anak”? Beberepa tips praktis berikut mungkin dapat dipergunakan.
Yang pertama, dan terpenting adalah tekad untuk selalu menyediakan “Waktu Diam” atau “waktu Jeda”, dalam 1 hari. Psikolog Susan Peacock, yang dikutif dari Kompas.com, "Demi Kesehatan Mental, Mari Praktikkan Mindfulness di Segala Rutinitas", memberi kabar bahwa menyiapkan waktu hening dengan meditasi 10 menit per hari akan dirasakan manfaatnya. Dan semakin banyak kita berlatih, semakin besar manfaatnya.
Kita pasti punya waktu itu : bagi yang muslim , waktu itu bisa dipakai pada saat habis salat 5 waktu, bagi Non muslim bisa saat doa pagi, Saat “perenungan bagi umat kristiani” atau saat Meditasi bagi Teman-teman beragama lainnya. Hening sejenak bisa juga saat membuka jendela kehidupan dipagi hari. diam adalah doa pamungkas., (Jon Kabat-Zinn, 2005)
Kita harus mulai ajarkan anak-anak untuk belajar berhenti sejenak, untuk hening. Membiarkan waktu berfokus pada nafas, dan membiarkan pikiran kita mengalir tanpa interaksi, interpretasi, dan pertimbangan. Diam adalah aspek penting yang memungkinkan seseorang menemukan waktu untuk berhenti. Ini yang saat ini dikenal dengan Mindfulness.
Melatih keheningan dapat juga dilakukan dengan menghabiskan lebih banyak waktu di alam, di mana Diam memungkinkan hubungan yang lebih dalam dengan dunia alami. Tantang anak-anak Anda untuk Diam pada saat perjalanan di lakukan, Biarkan mereka mendengarkan semua suara alami di sekitar mereka, seperti gemerisik air, dedaunan dan kicauan burung.