Apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan mengundang ketiga bakal capres makan siang di Istana, juga pernah dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 20 Juli 2014.
Ketika itu, SBY mengundang berbuka puasa bersama kedua capres dan cawapresnya, yakni Joko Widodo-Mohammad Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.Â
Undangan buka bersama di Istana itu juga dihadiri undangan lainnya, di antaranya Ketua MPR Sidarto Danusubroto, Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Ketua DPD Irman Gusman. Sebagai catatan, Hatta Rajasa ketika itu juga merupakan besan dari Presiden SBY.Â
Inilah tradisi yang perlu dipertahankan oleh setiap Presiden menjelang diselenggarakannya pemilihan presiden.
Untuk memperlihatkan bahwa Presiden Jokowi berkomitmen penuh menjaga netralitasnya di Pilpres 2024, Presiden harus mengambil serangkaian langkah yang tegas dan transparan.Â
Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana Presiden Jokowi dapat dianggap menjaga netralitasnya dan mendukung prinsip-prinsip demokrasi yang sehat:
1. Memisahkan Peran Pribadi dan Jabatan
Presiden Jokowi harus dengan secara tegas memisahkan perannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dari perannya sebagai ayah dari Gibran. Ini berarti dia harus menjaga jarak antara urusan pribadi dan politik.Â
Dia juga harus meyakinkan masyarakat bahwa keputusan politiknya didasarkan pada kepentingan negara dan bukan pada kepentingan keluarganya.Â
Dalam setiap pernyataan publik dan kebijakan yang diambil, Presiden Jokowi harus selalu menegaskan bahwa dia bertindak sebagai pemimpin negara, bukan sebagai ayah yang mendukung anaknya dalam politik.
2. Membangun Komisi Etik Independen