Di negara berkembang, riset dan pengembangan (R&D) sering kali berada di bawah tekanan akibat terbatasnya alokasi anggaran pemerintah dan rendahnya partisipasi sektor swasta. Meskipun ada potensi besar dalam kemampuan inovasi, terbatasnya infrastruktur dan sumber daya sering kali menjadi penghambat utama dalam melahirkan wirausahawan berbasis riset. Banyak institusi pendidikan tinggi di negara berkembang belum memiliki kapasitas untuk menciptakan ekosistem inovasi yang efektif.
Namun demikian, potensi kewirausahaan berbasis riset di negara berkembang tidak bisa diabaikan. Teknologi digital, kemajuan telekomunikasi, serta akses ke informasi global telah memberikan peluang baru bagi wirausahawan di berbagai negara untuk mengakses pengetahuan dan memanfaatkan teknologi terbaru. Lebih dari itu, potensi untuk memecahkan masalah sosial dan ekonomi melalui inovasi lokal sangat besar di negara berkembang.
India: Ekosistem Inovasi yang Muncul
Salah satu contoh negara berkembang yang berhasil mendorong kewirausahaan berbasis riset adalah India. Dalam beberapa dekade terakhir, India telah melakukan transformasi ekonomi yang signifikan melalui investasi dalam pendidikan tinggi, khususnya di bidang teknologi dan sains. Lembaga-lembaga seperti Indian Institutes of Technology (IIT) dan lembaga penelitian nasional lainnya menjadi pusat pengembangan inovasi dan riset di India.
Program seperti Startup India dan Atal Innovation Mission telah memberikan dukungan finansial dan infrastruktur kepada wirausahawan berbasis riset. Pemerintah India juga secara aktif mendorong kolaborasi antara universitas, lembaga riset, dan sektor swasta untuk menciptakan ekosistem inovasi yang lebih dinamis. Hasilnya, India kini menjadi rumah bagi ribuan startup teknologi, termasuk unicorn seperti Flipkart dan Zomato, yang memanfaatkan teknologi berbasis riset untuk mengatasi tantangan pasar lokal.
Namun, tantangan yang dihadapi India adalah masih rendahnya akses ke pendanaan tahap awal dan inkubator yang mendukung wirausahawan berbasis riset di luar sektor teknologi. Meski demikian, keberhasilan dalam sektor ini menjadi bukti bahwa kewirausahaan berbasis riset dapat berkembang pesat di negara berkembang dengan dukungan kebijakan dan infrastruktur yang tepat.
Brasil: Potensi di Sektor Agribisnis
Brasil adalah contoh lain di mana kewirausahaan berbasis riset berkembang, terutama di sektor agribisnis. Brasil memiliki salah satu sektor pertanian terbesar di dunia, dan inovasi berbasis riset memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas serta keberlanjutan lingkungan. Lembaga penelitian seperti Embrapa (Brazilian Agricultural Research Corporation) telah menjadi pionir dalam mengembangkan teknologi pertanian yang berbasis riset.
Inovasi yang dihasilkan dari riset di sektor pertanian Brasil, seperti penggunaan bioteknologi untuk meningkatkan hasil panen atau metode irigasi yang lebih efisien, telah membantu negara ini menjadi salah satu eksportir terbesar produk pertanian di dunia. Selain itu, Brasil telah berhasil menciptakan ekosistem yang memungkinkan lahirnya startup agritech, seperti Agrosmart, yang mengembangkan solusi teknologi berbasis data untuk para petani.
Namun, tantangan utama di Brasil adalah akses yang terbatas ke pendanaan modal ventura untuk wirausahawan berbasis riset di luar sektor pertanian. Selain itu, masih kurangnya insentif pajak untuk penelitian dan pengembangan di sektor lain membuat inovasi berbasis riset lebih sulit berkembang di luar agribisnis.
Kenya: Mendorong Inovasi Melalui Teknologi Digital