Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Payakumbuh Menjadi "City of Randang" dan Pusat Kuliner Dunia

6 Oktober 2024   19:06 Diperbarui: 6 Oktober 2024   19:12 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep city branding telah menjadi salah satu strategi kunci yang digunakan oleh banyak kota di seluruh dunia untuk meningkatkan citra mereka di kancah global. City branding tidak hanya membantu memperkenalkan potensi ekonomi, budaya, dan wisata, tetapi juga menjadi alat yang efektif dalam menarik investasi dan wisatawan. Salah satu kota di Indonesia yang tengah merancang strategi city branding ambisius adalah Payakumbuh, yang ingin dikenal sebagai "City of Randang" dan pusat kuliner dunia.

Mengapa Payakumbuh?

Payakumbuh, sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatra Barat, memiliki sejarah panjang dan tradisi kuliner yang kaya, terutama dengan hidangan rendang, yang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia oleh CNN. Rendang bukan hanya makanan bagi masyarakat Minangkabau, tetapi juga lambang identitas budaya dan warisan kuliner yang kaya. Keberhasilan rendang menembus kancah internasional membuka peluang bagi Payakumbuh untuk memposisikan diri sebagai destinasi utama bagi pecinta kuliner.

Namun, menjadi pusat kuliner dunia bukan hanya soal mengandalkan warisan kuliner yang ada. Ada tantangan besar yang harus dihadapi dalam proses tersebut. Salah satunya adalah bagaimana kota ini merancang strategi branding yang efektif untuk menonjolkan keunikan rendang, sekaligus meningkatkan daya tarik wisata kuliner yang lebih luas.

Strategi City Branding yang Efektif

Dalam konteks Payakumbuh, city branding harus mencakup berbagai aspek yang saling mendukung, termasuk penguatan identitas lokal, pembangunan infrastruktur, promosi internasional, hingga keterlibatan masyarakat lokal dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.

1. Penguatan Identitas Kota

Langkah awal yang perlu diambil Payakumbuh adalah merumuskan identitas kota yang jelas dan khas. Sebagai kota yang ingin dikenal dengan rendangnya, identitas ini harus tercermin dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, dari arsitektur kota hingga program-program budaya yang ada. Rendang tidak hanya dijadikan sebagai daya tarik wisata, tetapi juga sebagai simbol kekuatan budaya lokal.

Pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pelaku UMKM, restoran, hingga para pegiat kuliner untuk menciptakan "payung" identitas yang mengintegrasikan rendang ke dalam pengalaman sehari-hari masyarakat. Misalnya, dapat dibuat festival tahunan "Festival Randang Payakumbuh" yang mempertemukan para koki dan pecinta kuliner dari seluruh dunia untuk berkompetisi dan berbagi keahlian dalam memasak rendang.

2. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata

Agar branding ini berhasil, Payakumbuh juga perlu memperhatikan aspek infrastruktur. Wisatawan yang datang tidak hanya ingin mencicipi rendang, tetapi juga merasakan pengalaman yang komprehensif dan berkualitas. Ini berarti pembangunan fasilitas pendukung seperti hotel, transportasi, dan pusat informasi wisata sangat diperlukan. Payakumbuh perlu berinvestasi dalam meningkatkan kualitas jalan, transportasi publik, dan juga infrastruktur digital, seperti jaringan internet, untuk memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi dan melakukan reservasi.

Salah satu contoh sukses dari strategi serupa adalah kota Bologna di Italia, yang dikenal sebagai "City of Food" karena fokusnya pada gastronomi lokal. Bologna tidak hanya menawarkan makanan lezat, tetapi juga mengembangkan jaringan hotel, restoran, dan pusat kuliner yang membuat wisatawan betah berlama-lama. Payakumbuh dapat belajar dari keberhasilan ini dengan membangun pusat-pusat kuliner yang menampilkan variasi rendang dan hidangan khas Sumatra Barat lainnya.

3. Pemasaran Global yang Terintegrasi

City branding tidak akan berhasil tanpa strategi pemasaran yang kuat. Payakumbuh harus memanfaatkan kekuatan media sosial dan platform digital lainnya untuk memperkenalkan rendang ke dunia. Membuat konten digital yang menarik, seperti video tutorial memasak rendang, dokumenter tentang sejarah kuliner Minangkabau, atau program influencer marketing yang melibatkan koki terkenal dapat menjadi langkah awal yang efektif.

Selain itu, Payakumbuh dapat memanfaatkan kemitraan internasional dengan organisasi kuliner atau mengadakan acara berskala global, seperti world culinary festivals yang fokus pada rendang dan kuliner khas Sumatra Barat. Keterlibatan KBRI di luar negeri juga penting untuk memperkuat diplomasi kuliner Indonesia, menjadikan rendang dan Payakumbuh sebagai ikon yang dikenal di berbagai negara.

4. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Kesuksesan city branding tidak akan lengkap tanpa partisipasi aktif dari masyarakat lokal. Payakumbuh harus memberdayakan warga untuk turut serta dalam proses ini, baik sebagai pelaku kuliner, pengusaha UMKM, maupun pemandu wisata. Pelatihan kuliner, workshop, dan bantuan pendanaan untuk UMKM lokal dapat menjadi cara efektif untuk memastikan bahwa masyarakat merasakan manfaat langsung dari branding tersebut.

Pendekatan berbasis masyarakat ini dapat membantu menciptakan rasa memiliki yang kuat terhadap identitas baru kota sebagai "City of Randang." Selain itu, program-program pendidikan yang mengajarkan anak-anak dan generasi muda tentang pentingnya warisan kuliner juga bisa menjadi upaya jangka panjang untuk mempertahankan tradisi ini.

5. Keberlanjutan dan Inovasi

Seiring dengan berkembangnya pariwisata kuliner, Payakumbuh perlu memikirkan inovasi yang dapat menjaga keberlanjutan sumber daya dan lingkungan. Kuliner berbasis bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan dan praktik pertanian yang berkelanjutan harus menjadi perhatian utama. Pengembangan sektor kuliner yang berbasis pada prinsip sustainable food akan meningkatkan daya tarik wisata dan memberikan nilai tambah bagi Payakumbuh di mata wisatawan internasional yang semakin peduli dengan isu-isu lingkungan.

Inovasi dalam memodernisasi rendang tanpa menghilangkan keaslian cita rasanya juga dapat menarik minat pasar global. Sebagai contoh, variasi rendang vegetarian atau vegan, atau rendang yang dikemas sebagai produk siap saji berkualitas tinggi, dapat membuka peluang ekspor ke berbagai negara. Tren makanan sehat dan ramah lingkungan semakin berkembang, dan Payakumbuh bisa memanfaatkan ini untuk menjadikan rendang sebagai produk global yang mendukung gaya hidup modern.

Membangun Ekonomi Lokal dan Menarik Wisatawan Global

Dengan strategi city branding yang tepat, Payakumbuh tidak hanya akan meningkatkan citra internasionalnya, tetapi juga dapat memperkuat ekonomi lokal. Peningkatan jumlah wisatawan akan berdampak langsung pada pertumbuhan sektor pariwisata, perhotelan, kuliner, dan kerajinan tangan. Selain itu, dengan meningkatnya permintaan terhadap produk rendang, UMKM lokal akan mendapatkan peluang besar untuk berkembang.

City branding sebagai "City of Randang" juga akan menarik minat investor asing untuk berinvestasi di sektor kuliner dan pariwisata. Hal ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Payakumbuh. Dalam jangka panjang, Payakumbuh dapat menjadi pusat inovasi kuliner dunia, tempat di mana tradisi dan modernitas bersatu untuk menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan.

Strategi city branding Payakumbuh sebagai "City of Randang" adalah langkah visioner yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan citra kota di mata dunia, tetapi juga membangun ekonomi lokal yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekayaan kuliner lokal, memperkuat infrastruktur, dan melibatkan masyarakat, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kuliner global yang menarik wisatawan dan investor dari berbagai penjuru dunia.

Keberhasilan strategi ini akan tergantung pada kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, serta komitmen untuk menjaga keaslian budaya kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jika berhasil, Payakumbuh tidak hanya akan dikenal sebagai "City of Randang," tetapi juga sebagai contoh sukses city branding di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun