Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sistem Ekonomi Indonesia (112): Pengaruh Urbanisasi

7 September 2024   13:24 Diperbarui: 7 September 2024   13:31 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Urbanisasi merupakan fenomena global yang terjadi dengan cepat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Proses perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan tidak hanya mengubah struktur demografis, tetapi juga berdampak besar pada dinamika ekonomi. Dalam konteks Indonesia, urbanisasi telah menjadi salah satu pendorong utama peralihan dari ekonomi berbasis agraria dan sektor primer menuju ekonomi modern yang lebih fokus pada industri, jasa, dan teknologi.

Urbanisasi di Indonesia: Tren dan Tantangan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), laju urbanisasi di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Pada tahun 1970-an, hanya sekitar 20% penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan, namun pada tahun 2020, angka tersebut melonjak hingga lebih dari 55%. Diperkirakan, pada tahun 2045, lebih dari 70% penduduk Indonesia akan tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan (BPS, 2021).

Perpindahan ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk pencarian lapangan pekerjaan yang lebih baik, akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang lebih memadai, serta harapan akan kualitas hidup yang lebih baik di perkotaan. Namun, di sisi lain, urbanisasi yang pesat juga menimbulkan tantangan baru bagi pemerintah, seperti meningkatnya kemacetan, polusi, ketimpangan ekonomi, serta masalah perumahan dan infrastruktur (World Bank, 2019).

Urbanisasi dan Pergeseran Sistem Ekonomi

Urbanisasi di Indonesia membawa dampak signifikan pada peralihan dari sistem ekonomi tradisional yang dominan di pedesaan menuju sistem ekonomi modern di perkotaan. Dalam teori sistem ekonomi, peralihan ini sering disebut sebagai transisi dari ekonomi berbasis sektor primer---seperti pertanian, perikanan, dan kehutanan---ke ekonomi berbasis sektor sekunder dan tersier, seperti industri manufaktur, jasa, dan teknologi (Lewis, 1954).

Di pedesaan, sebagian besar penduduk bergantung pada sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Namun, urbanisasi menyebabkan menurunnya jumlah tenaga kerja di sektor ini karena banyak penduduk desa yang pindah ke kota untuk mencari peluang di sektor-sektor yang lebih modern. Sebagai contoh, di provinsi Jawa Tengah, salah satu lumbung pangan Indonesia, migrasi penduduk dari desa ke kota telah menyebabkan penurunan tenaga kerja di sektor pertanian sebesar 10% selama satu dekade terakhir (BPS, 2021).

Dalam konteks teori dual economy yang diperkenalkan oleh W. Arthur Lewis, Indonesia sedang mengalami apa yang disebut sebagai "revolusi industrialisasi". Proses ini ditandai dengan adanya surplus tenaga kerja dari sektor pertanian yang beralih ke sektor industri di perkotaan. Hal ini berdampak pada produktivitas yang lebih tinggi, pendapatan yang meningkat, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat. Di sisi lain, teori ini juga menyebutkan adanya risiko ketimpangan antara sektor tradisional dan sektor modern, yang tercermin dari perbedaan pendapatan dan kesempatan kerja yang cukup signifikan antara kota dan desa (Lewis, 1954).

Dampak Urbanisasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Urbanisasi di Indonesia telah memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Perkotaan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan meningkatnya kontribusi sektor industri dan jasa. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Batam kini menjadi pusat industri dan perdagangan, menyumbang sebagian besar produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Berdasarkan laporan Bank Dunia, lebih dari 60% PDB Indonesia berasal dari sektor perkotaan (World Bank, 2019).

Salah satu contoh konkret dari dampak positif urbanisasi terhadap ekonomi adalah peningkatan investasi asing di sektor manufaktur. Kota-kota seperti Jakarta dan Batam telah menjadi magnet bagi investor asing yang tertarik untuk membuka pabrik dan industri di Indonesia. Hal ini sejalan dengan teori ekonomi modern yang menyatakan bahwa urbanisasi dapat mempercepat proses industrialisasi dan modernisasi ekonomi suatu negara, terutama melalui peningkatan efisiensi produksi, pengembangan infrastruktur, serta peningkatan konektivitas dengan pasar global (Harris & Todaro, 1970).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun