Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

(Berat) Beban APBN Transisi

7 Juni 2024   09:16 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:16 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Strategi Mengatasi Beban Berat APBN

  1. Reformasi Pajak

Reformasi sistem perpajakan dengan memperluas basis pajak, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dan menyederhanakan administrasi pajak dapat meningkatkan penerimaan negara. Implementasi pajak digital dan penguatan sistem perpajakan elektronik adalah langkah penting dalam era ekonomi digital.

  1. Efisiensi Pengeluaran

Meningkatkan efisiensi pengeluaran melalui penilaian program yang berbasis kinerja, penghapusan anggaran yang tidak produktif, dan penguatan pengawasan anggaran dapat mengurangi pemborosan dan memastikan alokasi sumber daya yang lebih efektif.

  1. Diversifikasi Sumber Penerimaan

Mengurangi ketergantungan pada sumber penerimaan tradisional dengan mengembangkan sumber penerimaan baru seperti pendapatan dari aset negara, royalti sumber daya alam, dan layanan digital.

  1. Pengelolaan Utang yang Prudent

Mengelola utang secara hati-hati dengan mempertimbangkan kapasitas pembayaran dan risiko ekonomi makro. Diversifikasi sumber pembiayaan dan memperpanjang tenor utang dapat membantu mengelola beban utang yang lebih baik.

  1. Peningkatan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Mendorong investasi, baik domestik maupun asing, melalui perbaikan iklim investasi dan regulasi yang kondusif. Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan meningkatkan penerimaan negara dan mengurangi tekanan pada APBN.

Beban berat APBN dalam masa transisi memerlukan penanganan yang cermat dan strategis. Dengan reformasi pajak, peningkatan efisiensi pengeluaran, diversifikasi sumber penerimaan, pengelolaan utang yang prudent, dan dorongan terhadap investasi, pemerintah dapat mengelola APBN secara lebih efektif. Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, kebijakan yang adaptif dan proaktif menjadi kunci untuk menjaga stabilitas fiskal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka

  1. Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik Ekonomi Indonesia. Jakarta: BPS.
  2. International Monetary Fund (IMF). (2023). Fiscal Monitor. Washington, D.C.: IMF.
  3. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2023). Laporan Keuangan Negara. Jakarta: Kementerian Keuangan.
  4. Mankiw, N. G. (2016). Macroeconomics. New York: Worth Publishers.
  5. Stiglitz, J. E. (2000). Economics of the Public Sector. New York: W.W. Norton & Company.
  6. Tanzi, V., & Zee, H. H. (2000). "Tax Policy for Emerging Markets: Developing Countries". National Tax Journal, 53(2), 299-322.
  7. Tanzi, V., & Zee, H. H. (2000). "Tax Policy for Emerging Markets: Developing Countries". National Tax Journal, 53(2), 299-322.
  1. World Bank. (2023). Indonesia Economic Prospects. Washington, D.C.: World Bank.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun