Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

(Berat) Beban APBN Transisi

7 Juni 2024   09:16 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:16 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagai negara yang mengandalkan ekspor komoditas, Indonesia sangat rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. Penurunan harga komoditas seperti minyak dan gas dapat mengurangi penerimaan negara, sehingga meningkatkan defisit anggaran.

Tantangan Pengelolaan APBN dalam Masa Transisi

  1. Defisit Anggaran yang Tinggi

Defisit anggaran yang tinggi merupakan tantangan utama dalam masa transisi. Ketika pengeluaran melebihi penerimaan, pemerintah harus mencari cara untuk menutup defisit tersebut, biasanya dengan meningkatkan utang. Namun, peningkatan utang yang tidak terkendali dapat menimbulkan risiko terhadap stabilitas fiskal jangka panjang.

  1. Ketergantungan pada Utang Luar Negeri

Untuk menutup defisit, pemerintah sering kali mengandalkan utang luar negeri. Ketergantungan yang tinggi pada utang luar negeri dapat meningkatkan risiko terhadap nilai tukar dan kestabilan ekonomi jika terjadi perubahan mendadak dalam kondisi pasar global.

  1. Efisiensi Pengeluaran

Pengelolaan pengeluaran yang efisien menjadi tantangan dalam masa transisi. Program-program yang tidak tepat sasaran atau adanya kebocoran anggaran dapat mengurangi efektivitas APBN dalam mencapai tujuan pembangunan.

Strategi Mengatasi Beban Berat APBN

  1. Reformasi Pajak

Reformasi sistem perpajakan dapat meningkatkan penerimaan negara. Upaya untuk memperluas basis pajak, meningkatkan kepatuhan pajak, dan menyederhanakan administrasi pajak dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara. Implementasi teknologi digital dalam perpajakan juga dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pengumpulan pajak.

  1. Peningkatan Efisiensi Pengeluaran

Pemerintah perlu melakukan penilaian berbasis kinerja terhadap program-program yang didanai oleh APBN. Penghapusan program yang tidak produktif dan fokus pada proyek-proyek yang memiliki dampak ekonomi tinggi dapat meningkatkan efisiensi pengeluaran. Transparansi dan pengawasan ketat juga diperlukan untuk mengurangi kebocoran anggaran.

  1. Diversifikasi Sumber Penerimaan

Mengurangi ketergantungan pada sumber penerimaan tradisional dengan mengembangkan sumber penerimaan baru seperti pendapatan dari aset negara, royalti sumber daya alam, dan layanan digital. Diversifikasi ini dapat memberikan stabilitas yang lebih besar terhadap penerimaan negara di tengah fluktuasi ekonomi global.

  1. Pengelolaan Utang yang Prudent

Pengelolaan utang yang bijaksana diperlukan untuk menjaga stabilitas fiskal. Pemerintah perlu mempertimbangkan kapasitas pembayaran dan risiko ekonomi makro dalam mengambil utang baru. Diversifikasi sumber pembiayaan dan memperpanjang tenor utang juga dapat membantu mengelola beban utang secara lebih efektif.

  1. Peningkatan Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Mendorong investasi melalui perbaikan iklim investasi dan regulasi yang kondusif dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan meningkatkan penerimaan negara dan mengurangi tekanan pada APBN. Selain itu, investasi dalam infrastruktur dan sektor produktif dapat menciptakan lapangan kerja dan mendukung pembangunan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun