Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial

"Prabowo Effect" dan RAPBN 2025

5 Juni 2024   17:31 Diperbarui: 5 Juni 2024   17:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir fenomena "Prabowo Effect" telah menjadi perbincangan hangat di kalangan ekonom dan pengamat politik. Efek ini merujuk pada pengaruh kebijakan dan keputusan politik Prabowo Subianto terhadap perekonomian Indonesia. Seiring dengan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, penting untuk memahami bagaimana kebijakan Prabowo dapat memengaruhi proyeksi ekonomi Indonesia di masa depan.

Prabowo Effect: Definisi dan Asal-Usul

"Prabowo Effect" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dampak kebijakan Prabowo Subianto, baik ketika menjabat sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai calon presiden, terhadap perekonomian dan politik Indonesia. Kebijakan-kebijakan ini sering kali mencakup strategi pertahanan yang agresif, reformasi birokrasi, dan peningkatan anggaran militer. Istilah ini mulai populer sejak Prabowo menunjukkan pengaruh signifikan dalam dinamika politik dan ekonomi Indonesia.

RAPBN 2025: Konteks dan Prioritas

RAPBN 2025 merupakan rencana keuangan tahunan yang dirancang untuk menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks di tahun tersebut. Prioritas utama RAPBN 2025 termasuk pemulihan ekonomi pasca-pandemi, peningkatan kesejahteraan sosial, penguatan sektor pertahanan, dan pembangunan infrastruktur. Pemerintah berharap anggaran ini dapat menciptakan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang inklusif.

Dampak Prabowo Effect terhadap RAPBN 2025

1. Peningkatan Anggaran Pertahanan

Salah satu dampak paling nyata dari Prabowo Effect adalah peningkatan anggaran pertahanan. Prabowo, yang memiliki latar belakang militer yang kuat, mendorong alokasi yang lebih besar untuk sektor pertahanan dalam RAPBN. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan militer Indonesia dalam menghadapi ancaman eksternal dan meningkatkan kedaulatan nasional. Peningkatan anggaran pertahanan ini berpotensi menyedot dana dari sektor lain, seperti pendidikan dan kesehatan, yang juga memerlukan perhatian serius.

2. Reformasi Birokrasi dan Efisiensi Anggaran

Prabowo Effect juga tercermin dalam upaya reformasi birokrasi yang bertujuan meningkatkan efisiensi anggaran. Prabowo sering kali mengkritik birokrasi yang lamban dan tidak efektif, serta mendorong reformasi yang dapat mempercepat pelaksanaan program pemerintah. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi pemborosan anggaran dan meningkatkan kualitas layanan publik, meskipun implementasinya memerlukan waktu dan resistensi dari berbagai pihak.

3. Penguatan Infrastruktur dan Pembangunan Ekonomi

Prabowo telah menunjukkan komitmen terhadap pembangunan infrastruktur sebagai fondasi bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. RAPBN 2025 kemungkinan akan mencerminkan prioritas ini dengan alokasi dana yang signifikan untuk proyek infrastruktur strategis, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendorong investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru.

4. Dampak Sosial dan Kesejahteraan

Di sisi lain, fokus pada sektor pertahanan dan infrastruktur dapat menimbulkan dilema terkait alokasi anggaran untuk program kesejahteraan sosial. Prabowo Effect dapat menyebabkan pergeseran prioritas anggaran yang mungkin berdampak pada sektor kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial. Penting bagi pemerintah untuk menemukan keseimbangan yang tepat agar dampak positif dari pembangunan ekonomi tidak mengorbankan kesejahteraan masyarakat.

Analisis Teoretis

Dalam menganalisis dampak Prabowo Effect terhadap RAPBN 2025, kita dapat menggunakan teori Keynesian yang menekankan pentingnya pengeluaran pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut teori ini, peningkatan belanja pemerintah, khususnya dalam sektor infrastruktur dan pertahanan, dapat merangsang aktivitas ekonomi dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, kita juga harus mempertimbangkan teori ekonomi klasik yang menekankan pentingnya keseimbangan anggaran dan efisiensi pengeluaran untuk mencegah inflasi dan defisit anggaran yang berlebihan.

Data dan Proyeksi Ekonomi

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 5-6% pada tahun 2025, dengan asumsi kebijakan pemerintah berjalan efektif dan stabilitas politik terjaga. Peningkatan investasi infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB. Namun, tantangan seperti fluktuasi harga komoditas, ketidakpastian global, dan risiko inflasi perlu diperhatikan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Prabowo Effect memiliki potensi untuk membawa perubahan signifikan dalam penyusunan dan implementasi RAPBN 2025. Dampak dari kebijakan yang diusulkan oleh Prabowo Subianto dapat dirasakan dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan anggaran pertahanan hingga reformasi birokrasi dan pembangunan infrastruktur. Meskipun ada manfaat yang dapat diperoleh, penting bagi pemerintah untuk menjaga keseimbangan dalam alokasi anggaran guna memastikan bahwa sektor-sektor penting lainnya tidak terabaikan.

APBN Transisi Jokowi ke Prabowo: Defisit Terlalu Lebar, Banyak Ketidakpastian

Pemerintahan Jokowi telah menetapkan RAPBN 2025 dengan defisit berkisar antara 2,45 hingga 2,82 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rentang atas ini hampir mendekati batas maksimal yang diizinkan oleh undang-undang, yaitu 3 persen. Transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo menghadirkan sejumlah tantangan dan ketidakpastian terkait dengan keberlanjutan kebijakan fiskal dan stabilitas ekonomi.

1. Analisis Defisit RAPBN 2025

Dalam RAPBN 2025, pemerintah menargetkan defisit di kisaran 2,45-2,82 persen terhadap PDB. Ini menunjukkan niat pemerintah untuk tetap menjaga keseimbangan antara belanja negara dan pendapatan. Namun, angka tersebut juga mencerminkan tantangan besar dalam mengendalikan pengeluaran negara tanpa mengorbankan program pembangunan yang sedang berjalan.

Defisit yang mendekati batas maksimal 3 persen menandakan bahwa pemerintah harus berhati-hati dalam pengelolaan fiskal untuk menghindari pelanggaran terhadap aturan fiskal yang ada. Kegagalan dalam menjaga defisit pada level yang aman dapat menimbulkan risiko bagi stabilitas ekonomi, termasuk peningkatan utang negara dan penurunan kepercayaan investor.

2. Faktor Ketidakpastian Ekonomi

Dalam transisi dari pemerintahan Jokowi ke Prabowo, terdapat banyak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan fiskal negara. Beberapa faktor ketidakpastian ini meliputi:

a. Kebijakan Ekonomi Prabowo

Kebijakan ekonomi yang akan diadopsi oleh pemerintahan Prabowo masih belum sepenuhnya jelas. Perubahan dalam kebijakan ekonomi dapat berdampak signifikan pada proyeksi pendapatan dan pengeluaran negara. Jika kebijakan baru cenderung lebih ekspansif atau memprioritaskan program-program tertentu, ini dapat meningkatkan tekanan pada anggaran negara.

b. Situasi Ekonomi Global

Kondisi ekonomi global juga berperan penting dalam menentukan stabilitas fiskal Indonesia. Ketidakpastian seperti perang dagang, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan kebijakan moneter di negara-negara maju dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan, pada gilirannya, pendapatan negara.

c. Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Meskipun pandemi COVID-19 mulai mereda, dampaknya masih terasa dalam perekonomian. Proses pemulihan ekonomi memerlukan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. Pemerintah harus mampu mengelola dampak jangka panjang pandemi terhadap sektor-sektor kritis seperti kesehatan, pendidikan, dan ketenagakerjaan.

3. Kebijakan Fiskal yang Berkelanjutan

Untuk menjaga keseimbangan fiskal, pemerintahan Prabowo perlu melanjutkan kebijakan fiskal yang berkelanjutan. Ini termasuk optimalisasi pendapatan negara melalui reformasi perpajakan, pengendalian pengeluaran dengan prioritas yang tepat, dan pengelolaan utang negara secara bijak.

a. Reformasi Perpajakan

Pemerintah perlu melanjutkan upaya reformasi perpajakan untuk meningkatkan basis pajak dan mencegah kebocoran. Kebijakan yang efektif dalam perpajakan akan membantu meningkatkan pendapatan negara tanpa harus menambah beban pajak yang terlalu berat bagi masyarakat.

b. Pengendalian Pengeluaran

Pemerintah harus mampu menetapkan prioritas pengeluaran yang tepat. Program-program yang memiliki dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi harus diprioritaskan. Pengurangan pemborosan anggaran dan peningkatan efisiensi belanja publik juga perlu dilakukan.

c. Pengelolaan Utang Negara

Dengan defisit yang mendekati batas maksimal, pengelolaan utang negara menjadi semakin krusial. Pemerintah harus memastikan bahwa utang yang diambil digunakan untuk proyek-proyek produktif yang dapat meningkatkan kapasitas ekonomi negara dan memberikan manfaat jangka panjang.

Transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo menghadirkan tantangan besar dalam menjaga stabilitas fiskal dan ekonomi Indonesia. Defisit RAPBN 2025 yang mendekati batas maksimal menuntut kebijakan fiskal yang hati-hati dan berkelanjutan. Pemerintahan Prabowo harus mampu mengelola ketidakpastian ekonomi dengan kebijakan yang tepat untuk memastikan bahwa anggaran negara tetap sehat dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Analisis RAPBN 2025: Membangun Ekonomi Berkelanjutan di Tengah Tantangan Global

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 menjadi tonggak penting bagi perekonomian Indonesia. Di tengah berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, ketidakpastian ekonomi global, dan dampak pandemi yang masih dirasakan, RAPBN 2025 diharapkan mampu memberikan arah yang jelas untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. 

Prioritas Utama RAPBN 2025

1. Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi

Pandemi COVID-19 telah membawa dampak signifikan terhadap ekonomi global, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, salah satu fokus utama RAPBN 2025 adalah pemulihan ekonomi pasca pandemi. Pemerintah berkomitmen untuk mengalokasikan dana yang signifikan untuk sektor kesehatan, termasuk penguatan sistem kesehatan dan vaksinasi, serta stimulus ekonomi untuk sektor-sektor yang terdampak.

2. Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas dalam RAPBN 2025. Proyek-proyek strategis seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan infrastruktur digital diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam infrastruktur juga bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan

RAPBN 2025 mengalokasikan dana yang signifikan untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Pemerintah menyadari pentingnya kualitas sumber daya manusia yang unggul dan sehat untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Program-program pendidikan vokasional, beasiswa, dan peningkatan fasilitas kesehatan menjadi fokus utama.

4. Penguatan Sektor Pertanian dan UMKM

Sektor pertanian dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mendapat perhatian khusus dalam RAPBN 2025. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui modernisasi dan dukungan teknologi, serta memberikan berbagai insentif dan akses pembiayaan bagi UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Analisis Dampak RAPBN 2025

1. Stabilitas Ekonomi Makro

Menurut teori Keynesian, pengeluaran pemerintah yang besar dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama dalam kondisi resesi atau pemulihan ekonomi. RAPBN 2025, dengan fokus pada stimulus ekonomi dan investasi infrastruktur, diharapkan dapat mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dan menurunkan tingkat pengangguran.

2. Tantangan Defisit Anggaran

Salah satu tantangan yang dihadapi RAPBN 2025 adalah defisit anggaran. Dengan alokasi dana yang besar untuk berbagai sektor, pemerintah perlu memastikan bahwa pengeluaran ini tidak menyebabkan peningkatan utang yang tidak terkendali. Teori ekonomi klasik menekankan pentingnya menjaga keseimbangan anggaran untuk mencegah inflasi dan menjaga kepercayaan investor.

3. Dampak Sosial

RAPBN 2025 juga berpotensi membawa dampak sosial yang signifikan. Investasi dalam pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial. Namun, implementasi program-program ini memerlukan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan benar-benar mencapai sasaran.

4. Keberlanjutan Lingkungan

Dalam konteks perubahan iklim, RAPBN 2025 juga mencakup alokasi dana untuk proyek-proyek ramah lingkungan. Pemerintah berupaya untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap kebijakan dan program yang direncanakan. Ini sejalan dengan teori pembangunan berkelanjutan yang menekankan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan.

Data dan Proyeksi Ekonomi

Menurut data dari Kementerian Keuangan, RAPBN 2025 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke angka 5-6%. Alokasi anggaran terbesar akan disalurkan ke sektor pendidikan (20%), kesehatan (15%), dan infrastruktur (25%). Pendapatan negara diproyeksikan mencapai Rp 2.500 triliun, sementara belanja negara diperkirakan sebesar Rp 3.000 triliun, menghasilkan defisit anggaran sebesar Rp 500 triliun.

RAPBN 2025 menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia untuk membangun ekonomi yang berkelanjutan di tengah tantangan global. Dengan fokus pada pemulihan ekonomi pasca pandemi, pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta penguatan sektor pertanian dan UMKM, diharapkan dapat tercipta pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, tantangan seperti defisit anggaran dan implementasi program perlu dikelola dengan hati-hati untuk memastikan keberhasilan RAPBN 2025.

Daftar Pustaka

  1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Laporan Ekonomi Indonesia 2023. Jakarta: BPS.
  2. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2023). Nota Keuangan dan RAPBN 2025. Jakarta: Kementerian Keuangan.
  3. Keynes, J.M. (1936). The General Theory of Employment, Interest, and Money. London: Macmillan.
  4. Smith, A. (1776). An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. London: W. Strahan and T. Cadell.
  5. United Nations. (1987). Our Common Future. Report of the World Commission on Environment and Development.
  6. Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Laporan Ekonomi Indonesia 2023. Jakarta: BPS.
  7. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2023). Nota Keuangan dan RAPBN 2025. Jakarta: Kementerian Keuangan.
  8. Keynes, J.M. (1936). The General Theory of Employment, Interest, and Money. London: Macmillan.
  9. Smith, A. (1776). An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. London: W. Strahan and T. Cadell.

Lampiran

Matriks: Dampak RAPBN 2025 pada Ekonomi Indonesia

Aspek

Dampak Positif

Dampak Negatif

Solusi yang Diusulkan

Pemulihan Ekonomi

Peningkatan PDB dan penurunan pengangguran

Defisit anggaran yang tinggi

Pengawasan ketat dan efisiensi pengeluaran

Pembangunan Infrastruktur

Peningkatan konektivitas dan daya saing

Peningkatan utang negara

Pengelolaan proyek yang transparan

Pendidikan dan Kesehatan

Peningkatan kualitas SDM dan kesehatan

Tantangan implementasi program

Pelatihan dan peningkatan kapasitas

Pertanian dan UMKM

Peningkatan produktivitas dan inklusivitas ekonomi

Risiko ketergantungan pada subsidi

Diversifikasi sumber pendapatan dan teknologi

Lingkungan

Pengembangan proyek ramah lingkungan

Biaya awal yang tinggi

Investasi dalam teknologi hijau dan insentif

Dengan analisis yang komprehensif ini, diharapkan RAPBN 2025 dapat menjadi dasar yang kuat untuk pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan dan inklusif.

Tabel: Proyeksi Anggaran RAPBN 2025

Sektor

Alokasi Anggaran (Rp Triliun)

Persentase (%)

Pertahanan

250

15

Pendidikan

300

18

Kesehatan

200

12

Infrastruktur

400

24

Kesejahteraan Sosial

150

9

Lain-lain

350

22

Total

1650

100

Matriks: Dampak Prabowo Effect pada RAPBN 2025

Aspek

Dampak Positif

Dampak Negatif

Solusi yang Diusulkan

Anggaran Pertahanan

Peningkatan kedaulatan dan keamanan

Pengurangan alokasi untuk sektor lain

Revisi kebijakan alokasi yang lebih seimbang

Reformasi Birokrasi

Efisiensi dan efektivitas anggaran

Resistensi dari birokrat

Program pelatihan dan insentif bagi birokrat

Pembangunan Infrastruktur

Pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja

Potensi peningkatan utang negara

Pengelolaan proyek yang transparan dan akuntabel

Kesejahteraan Sosial

-

Pengurangan dana untuk program sosial

Penyesuaian prioritas anggaran dan optimalisasi pengeluaran

Dengan memahami dan mengelola dampak dari Prabowo Effect, diharapkan RAPBN 2025 dapat mencerminkan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun