Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Analisis Ketahanan Pangan ASEAN

24 Mei 2024   15:19 Diperbarui: 24 Mei 2024   15:23 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Masa Pra-Kemerdekaan

  • Sebelum kemerdekaan, negara-negara di Asia Tenggara sebagian besar adalah koloni yang berfokus pada produksi komoditas ekspor seperti karet, teh, dan rempah-rempah. Ketahanan pangan bukan prioritas utama, dan banyak negara mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik.

2. Periode Pasca-Kemerdekaan (1950-an - 1970-an)

  • Setelah memperoleh kemerdekaan, negara-negara ASEAN mulai berfokus pada pembangunan nasional, termasuk upaya untuk mencapai swasembada pangan. Revolusi Hijau pada 1960-an dan 1970-an membawa perubahan signifikan dengan introduksi varietas padi unggul, pupuk kimia, dan pestisida yang meningkatkan hasil panen.

3. Pembentukan ASEAN dan Kerjasama Regional (1967)

  • ASEAN didirikan pada 1967 dengan tujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya di kawasan. Ketahanan pangan menjadi bagian dari agenda kerjasama regional, meskipun pada awalnya tidak menjadi prioritas utama.

Perkembangan Ketahanan Pangan di ASEAN

1. Deklarasi Ketahanan Pangan ASEAN (1979)

  • Deklarasi ini merupakan langkah penting pertama dalam kerjasama ketahanan pangan di ASEAN. Negara-negara anggota sepakat untuk meningkatkan produksi pangan, memperbaiki distribusi, dan mengelola cadangan pangan untuk menghadapi kekurangan pangan.

2. ASEAN Integrated Food Security (AIFS) Framework (2009)

  • Kerangka kerja ini dirancang untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui kerjasama yang lebih erat antara negara-negara anggota. AIFS mencakup empat pilar utama: peningkatan produksi pangan, pengelolaan cadangan pangan, fasilitasi perdagangan pangan, dan pengelolaan risiko bencana.

3. Program ASEAN Plus Three Emergency Rice Reserve (APTERR) (2011)

  • Program ini melibatkan kerjasama antara ASEAN dan tiga mitra dialog (China, Jepang, dan Korea Selatan) untuk menyediakan cadangan beras darurat yang dapat digunakan dalam situasi krisis pangan.

Fenomena Terkini Ketahanan Pangan di ASEAN

1. Dampak Pandemi COVID-19

  • Pandemi COVID-19 telah mengganggu rantai pasokan pangan global dan regional, menyebabkan peningkatan harga pangan dan mengancam ketahanan pangan. Negara-negara ASEAN berupaya memastikan distribusi pangan yang lancar melalui kebijakan perdagangan yang fleksibel dan dukungan kepada petani.

2. Perubahan Iklim

  • Perubahan iklim membawa tantangan besar bagi ketahanan pangan di ASEAN, termasuk peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis yang merusak produksi pertanian. Negara-negara ASEAN berupaya mengembangkan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

3. Teknologi Pertanian

  • Inovasi teknologi, seperti pertanian presisi, penggunaan drone untuk pemantauan tanaman, dan teknologi bioteknologi, mulai diadopsi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Teknologi ini membantu petani mengelola sumber daya dengan lebih baik dan meningkatkan hasil panen.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun