Integrasi pasar keuangan memperluas akses perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah (UKM), ke sumber pendanaan yang lebih luas. UKM sering kali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan di pasar domestik mereka. Dengan integrasi, mereka dapat mencari pendanaan di negara anggota lain yang memiliki kondisi pasar yang lebih menguntungkan.
4. Stabilitas Keuangan Regional
Koordinasi kebijakan keuangan dan pengawasan bersama dapat memperkuat stabilitas keuangan regional. Negara-negara anggota ASEAN dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko sistemik dengan lebih efektif. Ini juga dapat membantu mengurangi dampak krisis keuangan yang mungkin terjadi di salah satu negara anggota terhadap seluruh kawasan.
Tantangan Integrasi Pasar Keuangan ASEAN
1. Perbedaan Regulasi dan Kebijakan
Salah satu tantangan terbesar dalam integrasi pasar keuangan adalah perbedaan dalam regulasi dan kebijakan keuangan di antara negara-negara anggota. Setiap negara memiliki sistem hukum, standar peraturan, dan kebijakan ekonomi yang berbeda. Harmonisasi regulasi ini memerlukan waktu dan usaha yang signifikan, serta komitmen politik yang kuat.
2. Kesenjangan Ekonomi dan Infrastruktur
Perbedaan tingkat perkembangan ekonomi dan infrastruktur keuangan antar negara anggota juga menjadi hambatan. Negara-negara maju seperti Singapura memiliki infrastruktur keuangan yang jauh lebih berkembang dibandingkan negara-negara berkembang seperti Laos atau Myanmar. Kesenjangan ini menciptakan tantangan dalam menciptakan pasar yang terintegrasi secara merata dan adil.
3. Risiko Sistemik dan Kontagion
Integrasi pasar keuangan dapat meningkatkan risiko sistemik dan potensi kontagion, di mana masalah keuangan di satu negara dapat dengan cepat menyebar ke negara lain. Untuk mengatasi risiko ini, diperlukan kerangka kerja pengawasan dan mitigasi risiko yang efektif serta mekanisme koordinasi yang kuat di antara regulator keuangan.
4. Hambatan Politik dan Nasionalisme Ekonomi