Salah satu penyebab utama kesenjangan digital adalah kurangnya akses terhadap infrastruktur teknologi, seperti internet dan perangkat komputer. Di negara-negara berkembang, infrastruktur yang kurang berkembang, biaya tinggi, dan keterbatasan akses geografis seringkali menjadi hambatan utama dalam menyediakan akses internet yang terjangkau dan berkualitas bagi seluruh populasi. Teori ekonomi kesejahteraan menyoroti pentingnya investasi publik dalam infrastruktur teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, kurangnya literasi digital dan keterampilan teknologi juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan kesenjangan digital. Individu dan komunitas yang kurang terampil dalam menggunakan teknologi digital cenderung tertinggal dalam mengambil manfaat dari peluang ekonomi dan sosial yang disediakan oleh ekonomi digital. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan keterampilan digital menjadi kunci dalam mengatasi kesenjangan digital ini.
Perbedaan dalam akses ke teknologi digital juga dapat memperdalam kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan di negara-negara berkembang. Perkotaan cenderung memiliki akses internet yang lebih baik dan lebih terjangkau, sementara pedesaan seringkali menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur dan konektivitas.Â
Teori geografi ekonomi menyoroti pentingnya kebijakan yang berorientasi pada pengembangan regional dan inklusi wilayah dalam memastikan bahwa manfaat ekonomi dari teknologi digital dapat dirasakan secara merata di seluruh negeri.
Dalam menghadapi tantangan kesenjangan digital, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil menjadi kunci. Kebijakan yang holistik dan terpadu diperlukan untuk meningkatkan akses internet, memperluas literasi digital, dan mengurangi ketimpangan ekonomi dan sosial.Â
Hanya dengan upaya bersama yang komprehensif, negara-negara berkembang dapat mengatasi kesenjangan digital dan memastikan bahwa semua orang dapat mengambil manfaat dari ekonomi digital yang semakin berkembang.
Teori ekonomi pembangunan menunjukkan bahwa ketidaksetaraan dalam akses dan pemanfaatan teknologi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, negara-negara berkembang perlu mengadopsi kebijakan yang mendukung inklusi digital, seperti investasi dalam infrastruktur teknologi, pelatihan keterampilan digital, dan regulasi yang mempromosikan persaingan yang sehat di pasar digital.
Teori ekonomi pembangunan menyoroti pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ketika ada ketidaksetaraan dalam akses dan pemanfaatan teknologi, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat terhambat. Konsep ini didukung oleh berbagai teori ekonomi, termasuk teori pertumbuhan endogen dan teori pembangunan berkelanjutan.
Teori pertumbuhan endogen menekankan peran teknologi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Namun, ketika hanya sebagian kecil dari populasi yang memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi, potensi pertumbuhan ekonomi tidak dapat direalisasikan sepenuhnya.Â
Hal ini karena teknologi memiliki efek spillover yang signifikan, di mana peningkatan dalam inovasi dan produktivitas di satu sektor dapat memengaruhi pertumbuhan di sektor-sektor lainnya. Ketidaksetaraan dalam akses teknologi menghambat penyebaran efek spillover ini dan menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Teori pembangunan berkelanjutan menekankan pentingnya pengembangan ekonomi yang tidak hanya memperhitungkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga aspek-aspek sosial, lingkungan, dan institusi. Ketika hanya segelintir orang yang memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi, pertumbuhan ekonomi yang terjadi cenderung tidak berkelanjutan karena meningkatkan kesenjangan sosial dan mengabaikan kebutuhan dan hak asasi manusia yang mendasar.