Teori keunggulan komparatif oleh David Ricardo adalah salah satu landasan utama dalam ekonomi perdagangan internasional yang menjelaskan mengapa negara-negara bisa mendapatkan manfaat dari perdagangan, bahkan jika salah satu negara lebih efisien dalam memproduksi semua barang daripada yang lain. Teori ini menyatakan bahwa negara seharusnya fokus pada produksi barang dan jasa di mana mereka memiliki keunggulan komparatif, yaitu kemampuan untuk memproduksi barang dengan biaya oportunis yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.
Dalam konteks ekonomi digital, teori keunggulan komparatif tetap relevan. Ekonomi digital memperluas cakupan keunggulan komparatif dengan memungkinkan negara berkembang untuk memanfaatkan teknologi digital dalam produksi barang dan jasa di mana mereka memiliki keunggulan komparatif. Misalnya, negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya manusia yang terampil namun biaya tenaga kerja relatif rendah dapat memanfaatkan teknologi digital dalam sektor jasa seperti layanan TI, pelayanan pelanggan, atau pengembangan perangkat lunak.
Penerapan teknologi digital dalam produksi juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya dapat memperkuat keunggulan komparatif suatu negara dalam sektor-sektor tertentu.Â
Teknologi digital dapat mengurangi biaya produksi, mempercepat proses, dan meningkatkan kualitas produk, sehingga membuatnya lebih kompetitif di pasar internasional.Â
Sebagai contoh, negara berkembang yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi produk pertanian dapat memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi pertanian, manajemen rantai pasokan, dan distribusi produk pertanian mereka ke pasar global.
Selain itu, ekonomi digital juga memungkinkan negara berkembang untuk memperluas keunggulan komparatif mereka ke sektor-sektor yang sebelumnya tidak terjangkau atau kurang bersaing dalam perdagangan internasional. Misalnya, negara berkembang yang memiliki kekayaan budaya dan kreativitas dapat memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan dan mendistribusikan karya seni, desain, musik, dan konten digital lainnya ke pasar global.
Dengan demikian, teori keunggulan komparatif oleh David Ricardo mendukung gagasan bahwa ekonomi digital dapat menjadi sarana bagi negara berkembang untuk meningkatkan spesialisasi produksi mereka dalam sektor-sektor di mana mereka memiliki keunggulan komparatif.Â
Melalui pemanfaatan teknologi digital, negara-negara berkembang dapat meningkatkan daya saing mereka dalam perdagangan internasional, memperluas cakupan keunggulan komparatif, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka secara keseluruhan.
Namun demikian, ekonomi digital juga membawa sejumlah tantangan bagi negara-negara berkembang. Salah satunya adalah kesenjangan digital yang dapat memperdalam kesenjangan ekonomi dan sosial antara mereka yang memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital, dan mereka yang tidak. Tantangan ini dapat memperlambat inklusi digital dan menghambat pertumbuhan ekonomi yang merata.
Kesenjangan digital merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dalam era ekonomi digital. Konsep ini merujuk pada kesenjangan yang terjadi antara individu, komunitas, atau negara yang memiliki akses dan kemampuan untuk memanfaatkan teknologi digital, dan mereka yang tidak. Dalam konteks ekonomi, kesenjangan digital dapat memperdalam ketimpangan ekonomi dan sosial antara mereka yang dapat mengambil manfaat dari revolusi digital dan mereka yang tertinggal.
Teori ekonomi pembangunan menyoroti pentingnya inklusi digital dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketimpangan dalam akses dan pemanfaatan teknologi digital dapat menghambat kemampuan individu dan komunitas untuk mengakses peluang ekonomi, pendidikan, layanan kesehatan, dan informasi yang penting. Hal ini dapat memperkuat siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan ekonomi dalam jangka panjang.