Mohon tunggu...
Syaifuddin Sayuti
Syaifuddin Sayuti Mohon Tunggu... Dosen - blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

email : udin.sayuti@gmail.com twitter : @syaifuddin1969 IG: @syaifuddin1969 dan @liburandihotel FB: https://www.facebook.com/?q=#/udinsayuti69 Personal blog : http://syaifuddin.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Serunya Blogtrip di Pulau Bintan

3 November 2015   15:13 Diperbarui: 5 November 2015   15:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rombongan Blogtrip kemudian bergerak ke mesjid Raya Sultan Riau. Berdiri megah tak jauh dari dermaga pelabuhan, mesjid ini tergolong tua dan bersejarah. Dibangun antara tahun 1761-1812, mesjid ini punya bentuk yang unik. Mesjid ini memiliki satu menara serta 7 kubah. Angka ini melambangkan 17 rakaat dalam sholat fardu. 

[caption caption="Mesjid Sultan Riau yang Keren (foto dokpri)"]

[/caption]

[caption caption="Sudut Lain Mesjid Sultan Riau (foto dokpri)"]

[/caption]

Arsitekturnya yang menarik membuat siapapun yang melintasinya pasti tergoda mampir ke sini. Yang paling mencolok dari mesjid ini adalah warna eksteriornya yang ngejreng. Perpaduan warna kuning terang dan sedikit hijau sebagai aksennya membuat bangunan mesjid ini tampak menonjol dibandingkan bangunan lain di Penyengat.

Mesjid peninggalan kerajaan Riau ini tak seberapa besar ukurannya. Luasnya hanya sekitar 54,4 x 32,2 meter. Di kiri kanan halaman terdapat dua rumah sotoh yang digunakan untuk beristirahat bagi pengunjung serta tempat bermusyawarah. Sedangkan di bagian tengah ada dua balai yang biasa digunakan untuk menaruh makanan saat ada kenduri atau berbuka puasa.

[caption caption="Tempat Wudhu yang Unik (foto dokpri)"]

[/caption]

Bagian dalam mesjid menjadi area terlarang untuk difoto. Di mesjid ini ada dua mushaf Al-Qur'an yang ditulis tangan. Satu mushaf yang ditulis oleh Abdurahman Stambul diletakkan dalam lemari kaca. Sementara satu mushaf lainnya tidak dipertunjukkan kepada umum lantaran dimakan usia sehingga kondisinya tak memungkinkan untuk dipajang.

Oiya, di mesjid ini saya dan beberapa Kompasianer menyempatkan diri untuk shalat sunnah dua rakaat maupun shalat wajib.

Mengagumi Kemegahan Vihara Avalokitesvara Graha  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun