Rombongan kemudian beranjak dari bandara untuk makan siang di sebuah rumah makan Padang.
Pulau Penyengat Nan Memikat
Destinasi pertama yang kami jelajahi adalah Pulau Penyengat. Pulau ini bisa ditempuh dari pelabuhan Sri Bintan Pura di Tanjung Pinang menggunakan taxi air. Ini adalah sejenis kapal motor yang biasa digunakan untuk mengangkut wisatawan dari dan ke Pulau Penyengat. Butuh waktu tempuh sekitar 20 menit untuk sampai di pulau Penyengat.
[caption caption="Di Dermaga Menuju Pulau Penyengat (foto dokpri)"]
Pulau Penyengat sendiri merupakan destinasi wisata penting di Kepulauan Riau. Pulau ini menyimpan kekayaan budaya Melayu nan eksotis. Karena keelokannya, bolehlah disebut pulau ini menjadi bagian Pesona Indonesia.
Untuk menjelajahi Pulau kami menumpang kendaraan Bemor yang merupakan akronim dari Becak bermotor. Namanya saja Becak tapi sesungguhnya ini adalah motor Honda yang dimodifikasi dengan menambahi dua tempat duduk di sisi kiri pengemudi. Acara keliling pulau dengan Bemor ini jadi pengalaman yang ngeri-ngeri sedap. Bukan apa-apa.. pengemudi Bemor membawa kendaraannya dengan 'caranya' sendiri, meliuk-liuk di jalanan sempit, beberapa kali nyaris menyerempet kendaraan sejenis. Wow!Â
[caption caption="Danan Wahyu dan Bemor (foto dokpri)"]
Makam Raja Ali Haji adalah salah satu destinasi populer di sini. Makam ini termasuk yang kerap diziarahi oleh pengunjung dari berbagai daerah dan negara. Magnet terbesar dan membuat kompleks pemakaman ini kerap diziarahi adalah makam Raja Ali Haji. Ia adalah seorang sastrawan penting dan terkenal yang menjadi peletak dasar bahasa Melayu di tanah air. Konsep dasar bahasa Melayu itulah yang kemudian ditetapkan sebagai bahasa nasional Indonesia dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1908.
[caption caption="Komplek Makam Raja Ali Haji (foto dokpri)"]