Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu... Kompasianer -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Money

Etnis China Tionghoa Masih Nomor Satu Kuasai Bisnis dan Ekonomi Indonesia

4 Oktober 2013   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:00 12708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia bisnis, krisis ekonomni 1998 memang memicu ambruknya banyak konglomerat terutama keturunan etnis China Tionghoa karena menggunakan bank sendiri untuk mendanai proyek bisnis dengan rentabilitas rendah.

Sedangkan menurut catatan di Bursa Efek setelah krisis Moneter 1997-1998, kekuatan ekonomi konglomerat keturunan China Tionghoa rupanya tidak serta merta meredup. Hingga saat ini tampaknya penguasaan bisnis konglomnerat keturunan etnis China Tionghoa masih kuat.

Sesungguhnya yang paling terpukul langsung akibat krisis moneter Asia adalah perekonomian nasional yang begitu rapuhnya karena di gerogoti oleh bisnis para pejabat dan pengurus partainya. “Wait and see” adalah satu-satunya sikap yang di anggap lebih bijaksana untuk merespons kampanye pebaikan ekonomi di pemerintahan orde Reformasi yang silih berganti ini.

Pelaku ekonomi etnis China Tionghoa sesungguhnya masih menunggu langkah-langkah konkret pemerintah dalam memperbaiki situasi perekonomian dan usaha nasional. Namun demikian bisnis harus berjalan terus. Dalam situasi negara yang di warnai oleh berbagai bentuk kampanye anti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) ini pelaku ekonomi etnis China Tionghoa tampaknya menjadi lebih terfokus dan bahkan cukup merasa aman memilih berbasis di sektor hilir denagn tingkat resiko yang kecil namun masih dapat menguntungkan.

****

Dilasir Oleh : Syaifud Adidharta (edisi : 2) - Artikel dikaji dan disari dari berbagai sumber terkait (dbs).

****

Ikuti Artikel lain Klik >> : Syaifud Adidharta (edisi : 1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun