Mohon tunggu...
Syaifud Adidharta 2
Syaifud Adidharta 2 Mohon Tunggu... Kompasianer -

Hidup Ini Hanya Satu Kali. Bisakah Kita Hidup Berbuat Indah Untuk Semua ?

Selanjutnya

Tutup

Money

Etnis China Tionghoa Masih Nomor Satu Kuasai Bisnis dan Ekonomi Indonesia

4 Oktober 2013   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:00 12708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(3), kelompok India yang masuk ke dalam kategori investor. Kedatangan mereka agak terlambat jika dibandingkan orang-orang Jepang dan Korea. Kepentingan utama mereka adalah pekerjaan (bisnis) sehingga berupaya mengadaptasi aturan-aturan dasar bermasyarakat yang dianut Indonesia. Mereka ini terdiri atas kaum profesional teknologi informasi, banker, operator dana bantuan, ahli asuransi, dan konsultan bisnis.

Dari kondisi diatas menggambarkan bahwa orang-orang perantau dari etnis India di Indonesia juga sangat dominan mengusai roda perekonomian dan bisnis di Indonesia yang masih terlihat kokoh sampai sekarang. Dan sementara itu, melejitnya perekonomian China sungguh mengagumkan banyak pihak. Siapa tidak kenal Haier, Huwaei, serta Levono ?.

Di daratan China tidak sedikit raksasa multinasional yang di paksa memperbaharui manajemen bisnisnya karena para pengusaha China daratan tersebut terang-terangan telah menantang para pendatang yang mencoba mengeruk keuntungan dari konsumen lokal yang besarnya luar biasa, baik di sektor migas, ritel, elektronik, hingga telekomunikasi.

Mayoritas perdagangan dan industri di wilayah Macan Asia, yakni Taiwan, Hongkong, dan Singapura pun di kuasai oleh para pengusaha keturunan Tionghoa perantauan. Perusahaan kecil dan menengahtelah mempekerjaan separuh tenaga kerja di banyak negara-negara asia, dan etnis China memilki 75 % dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Menyimak semua fakta menarik ini banyak orang mulai bertanya-tanya, Apa rahasianya di balik kisah sukses para pelaku bisnis etnis Tionghoa tersebut?

Di dunia ini ada dua teori ekonomi raksasa yang sangat berpengaruh. Teori pertama kita sebut saja Ekonomi Liberal. Di dalam bukunya Adam Smith mengatakan bahwa, apabila manusia di biarkan mengejar keuntungannya sendiri-sendiri tanpa di campuri sedikitpun oleh pemerintah, masyarakat seluruhnya akan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Teori yang kedua kita sebut saja Ekonomi Sosialis. Di dalam teorinya Karl Marx mengusulkan agar negara melalui pemerintahnya ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi para warganya untuk menghindari penumpukan kekayaan di kalangan terbatas pemilik modal atau kaum borjuis ( kaum borjuis adalah sebuah kelas sosial dari orang-orang yang dicirikan oleh kepemilikan modal dan kelakuan yang terkait dengan kepemilikan tersebut. Mereka adalah bagian dari kelas menengah atau kelas pedagang, dan mendapatkan kekuatan ekonomi dan sosial dari pekerjaan, pendidikan, dan kekayaan.. Sistem ekonomi yang di anggap lebih adil dan tidak mengekang, jalan tengah atau modifikasi atas dua teori ekonomi besar itu antara lain di sebut Demokrasi Ekonomi).

Dan Adam Smith menulis manusia pada dasarnya adalah Homo Economicus yang selalu ingin memperoleh manfaat sebesar-besarnya dengan harga atau pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Amerika adalah contoh utama yang mengadopsi teori pasar bebas ke dalam sistem ekonominya yang di tandainya dengan minimnya campur tangan pemerintah. Mereka selalu berusaha menekan harga produk sehingga selalu ada kemungkinan buruh yang bekerja di perusahaan, mereka di gaji dengan upah rendah walau di lengkapi dengan jaminan sosial. Sebagai dampak dari upah yang sangat rendah ini ekonomi secara keseluruhan meningkat karena barang yang di hasilkan menjadi sangat murah dan kompetitif. Ekspor meningkat sehingga devisa masuk.

Adam Smith sendiri menganjurkan persaingan bebas karena kapitalisme tidak akan berjalan tanpa persaingan bebas. Oleh karena itu setiap orang harus menanamkan pada diri mereka sendirimotif mencari keuntungan dan mengumpulkan kekayaan yang amat di butuhkan untuk kesuksesan usaha dan kemakmuran bangsa.

Orang dengan sendirinya akan terdorong untuk melakukan hal yang mulia apabila mereka dapat melihat suatu keuntungan pribadi di dalamnya. Maka Adam Smith menganjurkan biarlah orang yang bertindak sendiri. Pada saatnya, hati nurani mereka akan mengontrol segala tindakannya dan melakukan hal-hal yang baik. Sementara masyarakat akan mengikuti nasib hidupnya sendiri di atas materialisme, intelektualisme, dan individualisme.

Adam Smith menegaskan dalam orbit ekonomi global segala sumber daya harus di eksplorasi, segala potensi harus di gali dan di jual ke pasar global. Akan tetapi apa pun yang masiuk ke dalam orbit ekonomi global harus terlebih dahulu mengalami liberalisasi.

Kita tahu kemajuan ekonomi RRC hingga saat ini baru mulai setelah menangnya kelompok Deng Xiao-Ping atas Kelompok Empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun