"Siluman Kerdil memang selalu berkelompok. Ki Wiryo periksalah semak-semak! Paman Maheswara kau boleh gunakan senjata mu untuk menghempaskan daun di pohon-pohon ini." perintah Sang Jaka.
Maheswara mengangguk mengerti, "Golok Naga! Hhmm yahh!" Maheswara mengayunkan Golok Naga yang ayunan nya menghempaskan dedaunan.
"Aakkkhh." teriakan terdengar dari salah satu pohon.
"Disana! Sekarang Paman." Sang Jaka menunjuk pohon yang mengeluarkan suara tadi.
"Baiklah!" Maheswara melompat ke pohon yang dimaksud dan menemukan mahkluk kerdil. "Kau ternyata, sini kau." Maheswara menarik siluman kerdil itu dan menurunkan nya dari dahan pohon.
"Aduh aduh aduh ampun.." siluman kerdil itu mengerang minta ampun.
"Cepat perintahkan kawanan mu untuk berhenti menyerang kami!" seru Sang Jaka.
"Baiklah baiklah, priit!" siluman kerdil itu bersiul dengan sangat kencang dan bersamaan dengan itu serangan anak panah itu berhenti. "Nah sudah kan? Sekarang aku akan pergi-" Maheswara menggenggam kepala siluman kerdil itu sehingga ia tak bisa lari.
"Tunggu sebentar, tolong kau panggil teman-teman mu kesini." ujar Maheswara.
"Heh? Ba-Baik!" jawab siluman kerdil itu.
"Hmm? Apa yang kau pikirkan Paman?" tanya Sang Jaka.