"Tempat seindah ini dinamai Hutan Tengkorak?" tanya Maheswara.
"Haha jangan tertipu dengan itu Paman, kita masih berada di daerah terluar hutan. Terkadang menilai sesuatu dari luarnya saja dapat membahayakan mu. Ayo lanjut jalan." seru Sang Jaka.
Maheswara dan Sang Jaka melanjutkan perjalanan nya dengan melewati area pertama Hutan Tengkorak dan sekarang mereka mulai memasuki area kedua hutan.
"Baiklah sekarang kita sudah sampai di area kedua, untuk berjaga-jaga aku akan meminta Ki Wiryo memantau dari atas." ujar Sang Jaka.
"Hmm udara disini sedikit lebih lembab dibandingkan sebelumnya dan juga disini lebih gelap, pohon pohon ini begitu besar." terang Maheswara.
"Kau sebaiknya tidak lengah, karena walaupun tidak terlalu berbahaya, mahkluk di area ini cukup merepotkan."
"Baiklah aku tidak akan lenga--"
'syuut'
Sebuah anak panah meluncur kearah Maheswara namun dengan segera di halau oleh Keris Ki Wiryo. "Hampir saja, darimana datangnya anak panah itu?!" Maheswara sedikit terkejut dengan serangan barusan.
"Kemungkinan itu adalah siluman kerdil, mereka berukuran tak lebih dari setengah tombak. Walaupun begitu mereka cukup merepotkan karena sulit untuk dilacak." terang Sang Jaka.
"Lalu? Hmph! Anak panah yang sama dengan yang tadi, sepertinya mereka menyerang secara berkelompok."