Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Maheswara: Dendam Ratu Siluman (Chapter 4)

4 Desember 2023   12:00 Diperbarui: 4 Desember 2023   12:01 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ampun Nyaiiiii." teriak Maheswara diatas langit lalu jatuh, "Tidaak ampuni aku Dewa aku belum kawin... Aa--"

'byurr'

Sebuah danau kecil ditengah tengah gurun pasir, orang-orang biasanya menyebut nya oasis ditengah gurun pasir. "Waah Nyai disini ada sumber air!" teriak Maheswara sembari melambaikan tangannya.

"Dasar orang itu!" Dyah Asih berjalan menuju oasis itu dengan tangan mengepal kencang.

Singkat cerita Maheswara dan Dyah Asih beristirahat di oasis itu dan mengisi bekal persediaan air mereka. "Beruntung sekali kita menemukan sumber air di tengah gurun pasir seperti ini." ujar Maheswara.

Dyah Asih tidak menghiraukan Maheswara, dia hanya menutup matanya sambil berbaring, membiarkan angin menerpa wajahnya. Membiarkan angin itu menuntun nya kedalam mimpi, ya, Dyah Asih tertidur ditengah gurun pasir.

"Nyai? Nyai? Dia malah tidur. Padahal kita berada di tengah gurun pasir loh! Tak habis pikir." keluh Maheswara.

Maheswara yang bosan tak tahu mau melakukan apa, berjalan-jalan di sekitar oasis. Awalnya ia berjalan mengitari oasis, lama-lama dia berjalan lebih jauh dari oasis. "Hmm... Disini tidak ada apa-apa selain pasir. Sepanjang mata memandang, yang kulihat hanya gundukan pasir. Hmm... Hm? Apa itu?" ditengah jalan-jalannya Maheswara melihat sesuatu. Nampak sekumpulan orang yang mengelilingi seorang anak kecil yang menunggangi unta.

"Aku harus melihatnya lebih dekat." Maheswara berlari menuju anak kecil itu. Dan ketika sampai ternyata orang-orang itu memegang pedang di tangannya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi sepertinya kalian adalah orang jahat." Maheswara menatap orang-orang itu satu-persatu. Tampilan mereka cukup misterius dengan memakai pakaian serba hitam dan penutup wajah.

"Hei tolong aku! Mereka adalah para bandit jahat!" teriak anak kecil itu.

"Kami tidak ada urusan denganmu! Pergi sana! Jika kau menolak untuk pergi. Maka akan kami habisi!" gertak salah satu orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun