Uang cash ini harus selalu ada di tabungan dan tidak boleh diotak-atik. Dalam kondisi terdesak, saya dapat memakainya. Namun di bulan berikutnya, uang yang saya pinjam dari dana darurat ini harus saya kembalikan. Prinsipnya adalah disiplin.
b. Investasi Saham dan Reksadana
Menjadi buruh migran membuat saya punya waktu luang untuk belajar. Malam hari sepulang kerja, saya menyempatkan waktu untuk belajara tentang reksadana dan pasar saham. Alhasil selama 3 tahun ini, saya punya tabungan di reksadana dan beberapa lot saham. Jumlahnya tidak seberapa namun setidaknya saya sudah mulai berinvestasi.
Apabila teman-teman buruh migran sekarang memiliki uang di tabungan, saya sarankan untuk membeli beberapa lot saham sekarang. Kondisi pasar saham sedang memburuk, banyak saham dijual murah. Dengan uang Rp1.000.000,- kita bisa mendapatkan beberapa lot saham dengan harga obral.
Bukan hanya saham dan reksadana, saya juga berinvestasi dengan cara menulis blog. Saya menyewa hosting blog, membeli domain, dan membeli template blog yang bagus supaya blog saya dibaca orang. Namanya investasi tentunya kita mengharapkan sebuah imbal balik dari dana yang kita tanam. Meskipun sedikit, saat ini blog saya sudah menghasilkan pendapatan dari iklan Google Adsense.
c. Kebutuhan sehari-hari
Untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk belanja bahan makanan, saya patungan dengan kawan serumah saya. Saya mematok dalam satu bulan maksimal menghabiskan uang 100 USD untuk keperluan belanja makanan.
Kebutuhan makan setiap orang tentu berbeda. Harga kebutuhan pokok di setiap negara pasti tidak sama. Namun dengan mematok secara pasti dana darurat, dana investasi dan dana untuk kebutuhan sehari-sehari, hal ini sudah cukup membantu dalam upaya cerdas berperilaku di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian ini.
Tiga (3) poin di atas saya terapkan secara serius untuk menjaga stabilitas sistem keuangan di keluarga saya.
3. Tips Mengelola Uang bagi Buruh Migran
Harapan bekerja di luar negeri adalah kita ingin mendapatkan pendapatan yang besar dan bisa menabung lebih banyak. Tidak selamanya kita akan terus bekerja di luar negeri. Pada suatu waktu, kita akan pulang dan berkarya di tanah air. Karena itu, saya menerapkan cara cerdas berperilaku untuk menekan pengeluaran saya. Beberapa cara tersebut antara lain:
a. Sewa Rumah Bersama Teman
Biaya sewa rumah di Khartoum saat ini berkisar 150 USD ke atas. Fasilitas yang didapat boleh dibilang lengkap, ada furnitur sederhana, tempat tidur, TV, kulkas, kompor gas dan perabotan dapur untuk memasak. Ruma ini kami sewa seharga 160 USD per bulan. Masing-masing patungan 80 USD.
Untuk menghemat biaya makan, kami masak sendiri di rumah. Hanya seminggu sekali kami makan di luar. Cara ini cukup bisa menekan pengeluaran bulanan kami.
b. Tidak Mengajukan KreditÂ
Harus saya akui, pendapatan dengan menjadi buruh migran di luar negeri gajinya memang besar. Dengan jabatan yang sama, misalkan operator atau foreman, gaji di luar negeri lebih besar nominalnya dibanding gaji di Indonesia.