Sesampainya di desa, mereka segera menemui Kakek Joyo. Sang tabib tua itu menatap mereka dengan senyum penuh arti sebelum menuangkan air ke dalam cangkir dan memberikannya pada Naya. Â
Perlahan, wajah Naya yang pucat mulai berwarna. Ia membuka mata, tersenyum lemah pada kakaknya. "Raka..."Â Â
Mata Raka memanas. "Naya..."Â Â
Kakek Joyo mengangguk. "Kalian bertemu penjaga hutan?" tanyanya pelan. Â
Melihat anggukan mereka, ia tersenyum tipis. "Penjaga itu hanya mengizinkan mereka yang berhati tulus. Bukan keberanian yang diuji, tapi ketulusan hati kalian."Â Â
Lima sahabat itu saling berpandangan. Mereka tahu, petualangan ini telah mengubah mereka. Â
Sejak hari itu, mereka tidak lagi melihat hutan bambu dengan ketakutan. Bagi mereka, tempat itu kini menyimpan rahasia yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang cukup berani... dan cukup tulus untuk melihatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI