Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Penjaga Hutan Bambu

1 Februari 2025   00:01 Diperbarui: 1 Februari 2025   04:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Meta AI

Raka dan Dimas melangkah ke utara, menyusuri jalur kecil di antara pepohonan bambu yang semakin rapat. Langkah mereka bergema pelan di atas daun-daun kering.  

"Raka..." bisik Dimas tiba-tiba, berhenti di tempat.  

"Apa?"  

Dimas menelan ludah. "Dengar gak?"  

Raka memasang telinga. Sayup-sayup terdengar suara seorang anak menangis.  

"Tolong... aku takut..."  

Jantung Raka berdegup kencang. Suara itu terdengar seperti Naya. Tapi tidak mungkin. Naya ada di rumah.  

Dimas mencengkram lengan Raka. "Jangan dengarkan," bisiknya. "Nenek bilang penjaga hutan bisa meniru suara orang yang kita kenal."  

Tangan Raka gemetar saat ia meniup peluit satu kali. Beberapa detik kemudian, balasan datang dari arah timur---tanda bahwa Tari dan Guntur masih aman.  

Namun suara tangisan itu tidak berhenti. Justru semakin dekat.  

"Kita harus pergi," kata Dimas dengan suara serak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun