Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kopi Dangdut

11 Januari 2025   00:01 Diperbarui: 10 Januari 2025   19:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi kalau kita tidak mencoba, bagaimana kita tahu?" balas Rudi. "Saya tahu banyak hal tentang dunia usaha. Mungkin kita bisa bekerja sama."  

A San merenung. Ia merasa tantangan itu besar, tetapi ada sesuatu dalam nada suara Rudi yang membangkitkan semangatnya.  

Malam semakin larut. Pengunjung warung satu per satu pamit pulang. Tetapi A San, Rudi, dan Pak Haji tetap duduk, membahas rencana mereka untuk masa depan Manggar.  

"San," kata Pak Haji sambil membereskan gelas-gelas kotor, "kadang, perubahan itu tidak bisa dihindari. Tapi kita bisa memilih bagaimana kita beradaptasi. Jangan hanya jadi penonton."  

A San mengangguk. Untuk pertama kalinya, ia merasa ada harapan. Mungkin Manggar tidak lagi sama seperti dulu, tetapi itu bukan berarti ia tidak bisa menjadi bagian dari masa depan kota ini.  

Sebelum pulang, Rudi menggenggam bahu A San. "Saya akan bantu, San. Kita mulai dari hal kecil. Tapi kita harus percaya bahwa perubahan itu mungkin."  

A San tersenyum. Malam itu, ia menyalakan motornya dengan hati yang penuh tekad. Ia tahu, perjalanan ini tidak akan mudah. Tetapi dengan dukungan teman-teman lamanya, ia merasa mampu melangkah.  

Di kejauhan, lampu sorot masih setia menerangi, seperti mata yang mengawasi perubahan Manggar dari masa ke masa. Suara azan subuh mulai terdengar dari Masjid Jamik, menandai awal hari baru. A San melaju di jalanan sepi, membawa mimpi baru yang perlahan mulai mengambil bentuk.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun