Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulau Cinta Terlarang

9 Januari 2025   00:01 Diperbarui: 8 Januari 2025   18:50 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Meta AI 

Ketika wabah kolera melanda, Tian dan Ayu bekerja sama merawat yang sakit. Tian menggunakan ilmu pengobatan tradisional Tionghoa, sementara Ayu meramu obat dari tumbuhan lokal. Usaha mereka menyelamatkan banyak nyawa, termasuk Wu Liang, yang terserang wabah.  

“Kenapa kau masih peduli?” tanya Wu Liang, matanya sayu.  

“Karena cinta sejati tidak meminta balasan,” jawab Tian. “Dan karena Ayu mengajarkan aku melihat manusia, bukan sekadar tradisi.”  

Wu Liang terdiam. Air mata mengalir di pipinya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun