UN harus dikeluarkan dari sistem penentu kelulusan. Hal ini akan mengurangi tekanan pada siswa dan memastikan bahwa fokus mereka adalah belajar, bukan sekadar mengejar nilai.
3. Pengintegrasian dengan Teknologi
Format UN dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memastikan transparansi, efisiensi, dan kemudahan akses, terutama di daerah terpencil. Penggunaan teknologi juga dapat membantu mencegah kecurangan.
4. Evaluasi MultidimensiÂ
Selain aspek akademik, UN juga bisa mencakup aspek non-akademik, seperti kreativitas dan keterampilan sosial, sehingga mencerminkan potensi siswa secara lebih holistik.
5. Pemberian Dukungan Psikologis Â
Penting untuk memberikan pendampingan psikologis kepada siswa agar mereka tidak merasa tertekan oleh keberadaan UN. Pendekatan ini akan menciptakan pengalaman belajar yang lebih positif.
Alternatif Solusi
Jika UN dirasa masih kontroversial, pemerintah dapat mengeksplorasi alternatif lain untuk meningkatkan keadilan dalam jalur prestasi PPDB. Misalnya, dengan memperketat verifikasi nilai rapor dan sertifikat prestasi, atau menggunakan metode asesmen yang lebih individual, seperti tes berbasis proyek (project-based assessment).
Kesimpulan
Wacana menghidupkan kembali UN sebagai standar prestasi pendidikan memunculkan pro dan kontra. Di satu sisi, UN dapat memberikan standardisasi yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan kita. Namun, di sisi lain, pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa UN dapat menjadi sumber tekanan bagi siswa dan orang tua.